kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada gelombang kedua infeksi virus corona impor


Jumat, 20 Maret 2020 / 13:22 WIB
Waspada gelombang kedua infeksi virus corona impor
ILUSTRASI. Penumpang menggunakan masker saat menunggu kereta di Bandara Beijing, China.


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China Daratan mencatat 39 kasus baru virus corona pada Kamis (19/3). Semua kasus baru virus corona  itu diimpor dari luar negeri.

Dari domestik, CNN melaporkan, tidak ada kasus baru yang dilaporkan dan ini hari kedua China melaporkan tidak ada peningkatan kasus virus corona yang ditransmisikan di dalam negeri. Itu adalah momen yang sangat penting bagi negara tempat virus pertama kali terdeteksi pada akhir 2019.

Baca Juga: Arab Saudi menangguhkan penerbangan domestik dan transportasi umum lokal

Tetapi, China khawatir dengan wabah corona dari kasus-kasus impor yang baru saja tiba. China menyebut ini sebagai gelombang kedua infeksi virus corona.

Apa itu gelombang kedua?

Ini pada dasarnya adalah "gelombang kedua" infeksi atau wabah yang datang dari orang yang terinfeksi yang telah tiba di negara itu dari luar negeri, setelah upaya untuk mengendalikan wabah awal.

Mengapa ini menjadi masalah?

Negara-negara seperti China, Korea Selatan, dan Singapura telah melihat beban kasus stabil dalam beberapa pekan terakhir, sebagian besar berkat kombinasi penguncian atau isilasi agresif dan langkah-langkah jarak sosial.

Puluhan juta orang di daratan Cina dan tempat lain di Asia menjadi sasaran berbagai pembatasan, dengan orang-orang tidak dapat meninggalkan rumah atau tempat tinggal mereka, atau pergi bekerja atau sekolah.

Nah, meningkatnya kasus infeksi corona terkait perjalanan ke luar negeri telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pengorbanan berupa isolasi dan pembatasan itu bisa sia-sia.

Baca Juga: Efek corona, Fitch pangkas pertumbuhan ekonomi global

Adakah bukti yang terjadi?

Singapura mengonfirmasi 47 kasus tambahan virus corona pada Rabu lalu, peningkatan satu hari terbesar dalam kasus yang dikonfirmasi.

Pada hari yang sama, Hong Kong melaporkan peningkatan terbesar dalam kasus-kasus baru. Sebanyak 13 kasus dari 14 kasus baru yang dilaporkan memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini ke luar negeri.

Baca Juga: Jokowi perintahkan realokasi dana pusat dan daerah untuk lawan virus corona

Apa yang sudah dilakukan?

Di China daratan, pihak berwenang telah meningkatkan tindakan karantina pada kedatangan internasional untuk menghindari wabah lebih lanjut.

Di ibukota, Beijing, semua penumpang yang tiba dari luar negeri sekarang diharuskan masuk ke "karantina kolektif di fasilitas yang ditunjuk."

Penduduk Beijing sebelumnya diizinkan untuk karantina di rumah mereka sendiri.

Sementara Singapura mengharuskan semua pelancong yang tiba di negara itu untuk menjalani karantina rumah 14 hari yang wajib dan telah menyarankan warganya untuk menunda semua perjalanan ke luar negeri.

Hong Kong telah mengeluarkan pemberitahuan merah untuk semua negara asing, mengharuskan siapa pun yang datang dari luar negeri untuk menjalani karantina rumah selama 14 hari.

Baca Juga: Xi Jinping kepada Putin: China siap intensifkan perang global melawan pandemi corona




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×