Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Kementerian Pertahanan Singapura menyatakan, para pemimpin militer dari Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Thailand akan mengadakan pembicaraan pada pekan ini di Singapura untuk membahas peningkatan pembajakan dan perompakan di Selat Singapura
"Dan membicarakan kemungkinan langkah-langkah untuk mengatasi insiden pembajakan dan perompakan di Selat Singapura," sebut Kementerian Pertahanan Singapura, Rabu (15/1), seperti dilansir Reuters.
Otoritas Pelabuhan Maritim Singapura mengatakan, butuh "perhatian serius" terhadap kasus pembajakan dan perompakan bersenjata baru-baru ini. Mereka telah memberikan peringatan kepada kapal-kapal untuk melakukan kewaspadaan saat melintasi Selat Singapura.
Baca Juga: di KTT ASEAN, Indonesia usulkan tiga upaya wujudkan kerjasama Indo-Pasifik
"Serangan itu terjadi terhadap berbagai kapal dan kargo yang menunjukkan bahwa mereka oportunistis dan bukan sasaran," kata Ian Ralby, pakar kejahatan maritim yang bekerja dengan PBB dan lembaga think tank Atlantic Council AS kepada Reuters.
"Perhatian akan ditingkatkan dan langkah-langkah tambahan mungkin diambil, tetapi untuk alasan geografis, ekonomi, dan praktis, status Singapura dalam perdagangan maritim tidak akan rusak," imbuhnya.
Tetapi, Bilveer Singh, profesor di Departemen Ilmu Politik Universitas Nasional Singapura, menyebutkan, peningkatan kasus tersebut datang saat perdagangan maritim Singapura menderita akibat perang dagang AS-China dan perlambatan ekonomi global.
Baca Juga: Akan dipasang pendeteksi ancaman di perairan Sulu
Untuk saat ini, dampak terhadap industri pelayaran cukup rendah. "Meskipun akan menjadi berita utama, dampaknya ke sektor pengiriman tidak akan setinggi itu," kata Jack Marriott-Smalley, Direktur Charles Taylor Mutual Management, penyedia layanan asuransi.