kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada! Orang yang pulih dari Covid-19, mungkin berisiko alami penggumpalan darah


Selasa, 13 April 2021 / 13:52 WIB
Waspada! Orang yang pulih dari Covid-19, mungkin berisiko alami penggumpalan darah
ILUSTRASI. Pasien COVID-19 yang telah sembuh meninggalkan Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Jalan Indrapura, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (14/3/2021). ANTARA FOTO/Didik Suhartono.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Orang yang telah pulih dari COVID-19, terutama yang memiliki kondisi kardiovaskular sebelumnya, mungkin berisiko mengalami penggumpalan darah karena respons kekebalan yang terlalu lama dan aktif, sebuah penelitian di Singapura menemukan.

Studi, yang dipimpin para ilmuwan Nanyang Technological University (NTU) untuk menyelidiki hubungan antara COVID-19 dan peningkatan risiko pembentukan gumpalan darah, itu menyebutkan konsekuensi jangka menengah dan panjang dari infeksi virus corona.

“Long COVID,” kata NTU dalam siaran pers Selasa (13/4), seperti dikutip Channel News Asia.

Tim NTU mengumpulkan dan menganalisis sampel darah dari 30 pasien COVID-19 sekitar sebulan setelah mereka pulih dari infeksi virus corona dan keluar dari rumahsakit.

Baca Juga: Studi terbaru: Jarak dosis lebih dari 21 hari, kemanjuran vaksin Sinovac meningkat

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah peer-review eLife pada Maret lalu, para peneliti NTU menemukan tanda-tanda kerusakan pembuluh darah pada semua pasien, kemungkinan dari respons kekebalan yang masih ada, yang bisa memicu pembentukan gumpalan darah.

“Temuan ini dapat membantu menjelaskan, mengapa beberapa orang yang telah pulih dari COVID-19 menunjukkan gejala komplikasi pembekuan darah setelah pemulihan awal mereka,” sebut NTU.

"Dalam beberapa kasus, mereka berada pada peningkatan risiko serangan jantung, stroke, atau kegagalan organ ketika gumpalan darah menyumbat arteri utama ke organ vital," ungkap mereka.

Pemantauan ketat

Asisten Profesor NTU Christine Cheung, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan, dengan lebih banyak orang pulih dari COVID-19, pihaknya mulai mendengar dari dokter tentang pasien yang kembali dengan masalah pembekuan darah setelah mereka sembuh.

Baca Juga: Ini alasan pemerintah ubah jarak pemberian dosis vaksin Sinovac dan AstraZeneca

"Ini menjadi alasan kuat untuk pemantauan ketat terhadap pasien COVID-19 yang pulih, terutama mereka yang sudah memiliki kondisi kardiovaskular, seperti hipertensi dan diabetes, yang telah melemahkan pembuluh darah," ujar dia, seperti dilansir Channel News Asia.

Para ilmuwan NTU menemukan, pasien COVID-19 yang pulih memiliki dua kali jumlah normal sel endotel yang bersirkulasi (KTK) yang dilepaskan dari dinding pembuluh darah yang rusak.

Peningkatan kadar KTK menunjukkan, cedera pembuluh darah masih terlihat setelah sembuh dari infeksi virus.

Pasien COVID-19 yang pulih terus memproduksi sitokin tingkat tinggi, protein yang diproduksi oleh sel kekebalan yang mengaktifkan respons kekebalan terhadap patogen, bahkan saat virus corona tidak ada.

Baca Juga: Masker yang harus dipakai dan dihindari untuk cegah virus corona yang terus bermutasi

"Jumlah sel kekebalan yang luar biasa tinggi, yang dikenal sebagai sel T, yang menyerang dan menghancurkan virus juga hadir dalam darah pasien COVID-19 yang pulih," kata NTU.

Kehadiran sitokin dan tingkat sel kekebalan yang lebih tinggi menunjukkan sistem kekebalan pasien COVID-19 yang pulih tetap aktif bahkan, setelah virus corona hilang dari pasien.

"Respons kekebalan yang terus-menerus diaktifkan ini dapat menyerang pembuluh darah pasien COVID-19 yang pulih, menyebabkan lebih banyak kerusakan dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah lebih lanjut," imbuh NTU.

Selanjutnya: WHO: Pandemi virus corona masih jauh dari selesai




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×