Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dengan penjelasan itu, CDC lalu memperbarui pedoman untuk melindungi diri dan orang lain. Sebelumnya, mereka menyarankan setiap orang agar menjaga jarak fisik sekitar dua meter, mencuci tangan, rutin membersihkan, dan mendisinfeksi permukaan, serta menggunakan masker saat berada di sekitar orang lain.
Saat ini, pembaruan pedoman menyebutkan agar setiap orang menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain apabila memungkinkan. Lalu, meminta orang untuk memakai masker serta membersihkan dan mendisinfeksi permukaan.
Baca Juga: Kasus corona pecah rekor, IDI sudah prediksi penambahan kasus corona bakal tinggi
Di samping itu, CDC menambahkan, seseorang harus mengisolasi diri di rumah saat terkena virus, dan menggunakan pembersih udara untuk mengurangi kuman yang ada di dalam ruangan.
Pembaruan pedoman ini mengubah istilah "sebagian orang tanpa gejala 'kemungkinan' bisa menyebarkan virus" menjadi "orang yang terinfeksi, tetapi tidak menunjukkan gejala, 'bisa' menyebarkan virus ke orang lain."
Baca Juga: Peneliti Jepang temukan fakta: Virus corona bisa menyerang otak
Dalil penyebaran Covid-19 lewat udara pun didukung para ahli. Para ilmuwan mencatat kemungkinan penularan virus corona melalui partikel virus di udara. April lalu, panel ilmiah--kumpulan ahli yang mewakili suatu masalah--menuliskan surat ke Gedung Putih berisi temuan terkait virus corona.
Di sana disebutkan, Covid-19 bukan hanya menyebar dari bersin atau batuk, melainkan juga berbicara dan bernapas. "Penelitian spesifik untuk virus corona saat ini terbatas, tetapi hasil penelitian yang ada konsisten menyebutkan penyebaran virus berasal dari pernapasan."
Begitu bunyi surat yang ditulis Dr Harvey Fineberg--mantan dekan Harvard School of Public Health, sekaligus Chair of NAS Standing Committee on Emerging Infectious Diseases and 21st Century Health Threats.