Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, sebanyak 80% pasien yang terinfeksi Covid-19 hanya mengalami penyakit ringan. Lalu, 14% pasien lainnya menderita penyakit parah seperti pneumonia.
"Sekitar lima persen kasus kritis dengan kemungkinan kegagalan multi-organ, syok septik, dan gagal pernapasan, dan dalam beberapa kasus mengalami kematian," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (17/2).
Melansir Channelnewsasia.com, Tedros mengatakan, ada kasus anak-anak terjangkit virus corona baru tapi jumlahnya sedikit. Dan, butuh penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu, mengapa Covid-19 juga menyerang anak-anak.
Baca Juga: Tiga WNI kru kapal pesiar Diamond Princess positif terinfeksi virus corona
Tapi, WHO dengan tegas menolak saran untuk menghentikan semua operasional kapal pesiar di dunia guna menghindari risiko "sarang" infeksi baru seperti yang terjadi di Princess Diamond yang menjalani karantina di Jepang.
"Langkah-langkah harus diambil secara proporsional untuk menghadapi situasi ini (wabah Covid-19). Tindakan berupa langkah-langkah menyeluruh mungkin tidak membantu," tegas Tedros.
Wabah virus corona sudah menghancurkan industri manufaktur dan pariwisata di China, juga menyebabkan beberapa pembatasan perjalanan termasuk penerbangan dan kapal pesiar.
Baca Juga: Direktur rumahsakit di Wuhan jadi korban tewas keganasan virus corona
"Jika kita menghentikan setiap kapal pesiar di dunia karena ada kemungkinan kontak dengan beberapa patogen potensial, maka di mana kita berhenti?" ujar Michael Ryan, Kepala Program Darurat Kesehatan WHO, seperti dikutipĀ Channelnewsasia.com.
Ryan mengungkapkan, bahkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat endemi Covid-19, "tingkat serangan" atau ukuran kecepatan penyebaran virus corona adalah 4 per 100.000 penduduk.
"Ini adalah wabah yang sangat serius dan memiliki potensi untuk tumbuh. Tetapi, kita perlu menyeimbangkan dalam hal jumlah orang yang terinfeksi. Di luar Hubei, epidemi ini memengaruhi proporsi orang yang sangat, sangat, sangat kecil," sebut Ryan.
Baca Juga: Duh, virus China mengancam pasokan antibiotik global
Tedros juga merujuk pada penurunan nyata dalam kasus baru Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Namun, ia menyatakan, tren tersebut "harus ditafsirkan dengan sangat hati-hati".
"Tren bisa berubah karena populasi baru terpengaruh. Masih terlalu dini untuk mengatakan, apakah penurunan (kasus virus corona) yang dilaporkan ini akan berlanjut. Setiap skenario masih di atas kertas," kata Tedros.
Hingga Selasa (18/2), jumlah kematian akibat Covid-19 sudah menembus angka 1.800 di Tiongkok dan menginfeksi lebih dari 70.500 lainnya. Virus corona baru juga telah menjangkiti lebih dari 25 negara.
Baca Juga: Harvard sebut Singapura terapkan standar emas deteksi virus corona, RI sebaliknya