Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tedros juga memuji Presiden Kosta Rika Carlos Alvadaro terkait proposalnya untuk menciptakan kelompok sukarela hak untuk tes, obat-obatan dan vaksin dengan akses gratis atau lisensi pada persyaratan yang masuk akal dan terjangkau untuk semua negara.
"Tedros mendukung akses yang adil," kata seorang diplomat Eropa kepada Reuters, Kamis. "Tantangan besar, tampaknya, bukan pengembangan vaksin tetapi bagaimana cara memastikan peluncuran yang luas untuk semua orang."
Baca Juga: Google: WHO dan Pemerintah AS Jadi Target Serangan Phising
Inisiatif ini diharapkan mencakup persediaan untuk digunakan di negara-negara miskin, seperti yang saat ini dimiliki WHO untuk vaksin influenza, seandainya virus flu berkembang menjadi pandemi.
Menurut tinjauan WHO, selama pandemi flu babi H1N1 pada tahun 2009, ada hambatan dalam proses pengaturan dan hasil vaksin lebih rendah dari yang diharapkan. Ada kritik bahwa distribusi vaksin tidak merata karena negara-negara kaya dapat membeli lebih banyak.
Baca Juga: WHO mendesak presiden Trump untuk mempertimbangkan kembali penangguhan pendanaannya
Sementara itu, Financial Times melaporkan pada hari Kamis, obat virus corona eksperimental Gilead Sciences Inc gagal dalam uji klinis acak pertama. Akan tetapi produsen obat mengatakan hasil dari penelitian di China tidak meyakinkan karenanya penelitian itu dihentikan lebih awal.