kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO tidak tetapkan wabah virus corona sebagai pandemi, ini alasannya


Senin, 24 Februari 2020 / 17:25 WIB
WHO tidak tetapkan wabah virus corona sebagai pandemi, ini alasannya
ILUSTRASI. Seorang perempuan memakai masker dan jas hujan plastik untuk melindungi diri dari virus corona baru di Stasiun Keretapai Shanghai, China, 17 Februari 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak bakal menyatakan wabah virus corona baru sebagai pandemi, tapi tetap keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Badan yang bermarkas di Jenewa, Swiss, itu menetapkan Covid-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, China sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional alias PHEIC pada 30 Januari lalu.

"Tidak ada kategori resmi (untuk pandemi)," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic, Senin (24/2). "WHO tidak menggunakan sistem pentahapan lama yang beberapa orang mungkin kenal sejak 2009".

Baca Juga: Kian meluas, Kuwait, Bahrain, Afghanistan laporkan kasus pertama virus corona

"Di bawah IHR (Peraturan Kesehatan Internasional), WHO telah menyatakan (virus corona baru) darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," imbuh Jasarevic seperti dikutip Reuters.

Informasi saja, sebelumnya, WHO menyatakan wabah flu babi H1N1 sebagai pandemi pada 2009 lalu.

Yang jelas, melansir Channelnewsasia.com, penyebaran virus corona baru makin meluas. Kuwait, Bahrain, dan Afghanistan, Senin (24/2), mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di negara mereka.

Kuwait melaporkan tiga kasus infeksi virus corona, Bahrain satu kasus, dan Afghanistan satu kasus. Orang-orang yang terjangkit Covid-19 tersebut baru-baru ini melakukan perjalanan Iran.

Baca Juga: Ada wabah virus corona, China tingkatkan toleransi bagi NPL perbankan

Jumlah kasus terkonfirmasi virus corona di Iran hingga Senin (24/2) mencapai 61. Sedang kematian di negeri Mullah, yang mengumumkan dua kasus pertamanya pada Rabu (19/2), akibat Covid-19 bertambah jadi 12 orang

Wabah virus corona baru di Iran membuat Arab Saudi, Kuwait, Irak, Turki, dan Afghanistan memberlakukan pembatasan perjalanan dan imigrasi bagi para pelancong dari Iran.

Dalam konferensi pers di Kabul, Senin (24/2), Menteri Kesehatan Afghanistan Ferozuddin Feroz menyebutkan, satu dari tiga kasus yang dicurigai di Provinsi Herat sudah dites dan hasilnya positif terkena virus corona.

Baca Juga: Jika berlanjut hingga Maret, BKPM perkirakan virus corona akan pengaruhi investasi

Feroz pun mengumumkan keadaan darurat di provinsi itu yang berbatasan dengan Iran. "Saya meminta orang-orang untuk tinggal di rumah dan membatasi pergerakan," kata Ferozuddin seperti dilansir Channelnewsasia.com.




TERBARU

[X]
×