kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.777.000   -35.000   -1,93%
  • USD/IDR 16.764   106,00   0,63%
  • IDX 6.232   263,54   4,42%
  • KOMPAS100 893   49,34   5,85%
  • LQ45 708   39,03   5,83%
  • ISSI 193   7,14   3,85%
  • IDX30 374   20,91   5,93%
  • IDXHIDIV20 453   21,48   4,97%
  • IDX80 101   5,65   5,90%
  • IDXV30 106   5,00   4,93%
  • IDXQ30 124   5,89   5,00%

Yordania, Mesir, Jerman dan Prancis beri warning Israel soal pencaplokan Tepi Barat


Rabu, 08 Juli 2020 / 05:35 WIB
Yordania, Mesir, Jerman dan Prancis beri warning Israel soal pencaplokan Tepi Barat
ILUSTRASI. Seorang wanita berjalan dengan latar gedung pemukiman Israel di sekitar Givat Zeev dan Ramat Givat Zeev di wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat, dekat Yerusalem, Selasa (30/6/2020). REUTERS/Ammar Awad


Sumber: Al Jazeera | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JERUSALEM. Menteri luar negeri Mesir, Yordania, Prancis dan Jerman, memperingatkan pada hari Selasa (7/7/2020), setiap perubahan pada perbatasan timur Israel akan berdampak pada hubungan mereka dengan Israel.

"Langkah seperti itu juga bisa berdampak pada hubungan dengan Israel," demikian warning dari empat negara tersebut.

Melansir Al Jazeera, para menteri luar negeri mengadakan konferensi video dan pada kesimpulannya mereka memutuskan bahwa mereka tidak akan mengakui perpanjangan hukum Israel di Tepi Barat kecuali jika Palestina menyetujuinya.

Baca Juga: Intai musuh seperti Iran, Israel luncurkan satelit mata-mata canggih

"Kami dengan suara bulat percaya bahwa tanpa aneksasi wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967 akan melanggar hukum internasional dan membahayakan fondasi proses perdamaian," demikian bunyi pernyataan bersama itu.

Dijelaskan pula, langkah-langkah kedaulatan oleh Israel akan memiliki implikasi serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan dan akan menjadi hambatan utama bagi upaya untuk mencapai perdamaian penuh dan adil. Mereka juga membahas cara untuk mendorong pihak Israel dan Palestina untuk kembali ke meja perundingan.

Baca Juga: Palestina dan Israel menghadapi penguncian di tengah gelombang kasus virus corona

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menyempatkan diri berbincang lewat sambungan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam pembicaraan itu, Johnson menentang Israel untuk memperluas kedaulatannya di tanah Palestina.



TERBARU

[X]
×