Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Nilai tukar yuan melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (13/5), menembus ambang psikologis penting setelah tercapainya kesepakatan gencatan tarif antara Beijing dan Washington.
Penguatan yuan turut didukung oleh langkah Bank Sentral China (PBOC) yang menetapkan nilai tengah (midpoint fixing) yuan terhadap dolar di atas level 7,2 untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan, yang dianggap pasar sebagai sinyal dukungan terhadap penguatan mata uang tersebut.
Baca Juga: Yuan China Tembus Level Tertinggi 1,5 Bulan, Investor Tinggalkan Dolar AS
Kesepakatan antara AS dan China yang dicapai dalam pertemuan akhir pekan di Jenewa jauh melampaui ekspektasi pasar.
Kedua negara sepakat untuk secara drastis mengurangi sebagian besar tarif yang telah diberlakukan sejak awal April dalam perang dagang terbaru.
"Terobosan besar dalam pembicaraan dagang AS-China memberikan dorongan besar bagi pasar," tulis analis OCBC Bank dalam catatannya.
"Namun de-eskalasi ini belum berarti kembalinya hubungan dagang ke kondisi normal sepenuhnya."
Sebagai hasil dari kesepakatan tersebut, yuan onshore sempat menyentuh level 7,1855 per dolar, level terkuat sejak 11 November tahun lalu sebelum diperdagangkan pada 7,1897 pada pukul 05:16 GMT, atau menguat 0,25% dari penutupan sebelumnya. \
Sementara itu, yuan offshore juga menguat ke level 7,1791 per dolar, tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Baca Juga: Minimalisir Beban Akibat Pelemahan Rupiah, BUAH Mulai Gunakan Yuan China (RMB)
Sebelum pasar dibuka, PBOC menetapkan nilai tengah yuan di angka 7,1991 per dolar, yang merupakan level terkuat sejak 7 April dan 189 pips lebih kuat dari perkiraan konsensus Reuters.
Penetapan nilai tengah ini diawasi ketat oleh pelaku pasar karena mencerminkan sikap kebijakan nilai tukar resmi pemerintah China.
"Penguatan yuan hari ini dipicu oleh tembusnya level penting 7,2 dalam fixing PBOC, yang menjadi sinyal bahwa penguatan masih bisa berlanjut," ujar seorang trader bank asing.
Namun demikian, beberapa analis mengingatkan bahwa penguatan yuan yang terlalu tajam bisa mendorong eksportir untuk menukarkan simpanan dolar mereka, yang berpotensi mendorong penguatan lanjutan secara tajam.
Baca Juga: China Manfaatkan Momen Kebingungan dan Gangguan Global untuk Mempromosikan Yuan
Dua sumber Reuters menyebut, bank-bank milik negara China terlihat membeli dolar dan menjual yuan di pasar spot onshore, yang ditafsirkan pasar sebagai upaya menahan laju penguatan yuan agar tidak terlalu cepat.
"Kami tetap berpandangan bahwa PBOC tidak ingin yuan terlalu menguat terhadap dolar AS," kata Ju Wang, Kepala Strategi FX dan Suku Bunga Greater China di BNP Paribas.