Sumber: Businessinsider | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan bahwa serangan besar-besaran Rusia pada Minggu malam ternyata mengandalkan teknologi asing.
Menurutnya, lebih dari 100.000 komponen buatan luar negeri ditemukan dalam drone dan rudal yang ditembakkan ke Ukraina.
Dalam serangan semalam itu, Rusia melepaskan 496 drone serang dan 53 rudal ke berbagai wilayah Ukraina.
Dari jumlah tersebut, Ukraina menghitung ada 102.785 komponen impor yang berasal dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Swiss, Jepang, Korea Selatan, Belanda, China, dan Taiwan.
Baca Juga: Serangan Drone dan Rudal Rusia di Kyiv Tewaskan Delapan Orang
Zelenskyy merinci bahwa sekitar 100.688 komponen asing terdapat pada drone, termasuk 250 unit drone kamikaze tipe Shahed.
Sementara itu, rudal Iskander Rusia mengandung sekitar 1.500 komponen asing, rudal hipersonik Kinzhal memiliki 192 komponen asing, dan rudal jelajah Kalibr tercatat menggunakan 405 komponen impor.
Temuan ini memperlihatkan bagaimana Rusia masih bisa mendapatkan teknologi asing untuk memperkuat arsenal militernya, meski banyak negara Barat telah menjatuhkan sanksi ketat guna memutus akses Rusia terhadap peralatan berteknologi tinggi.
“Setiap rudal Rusia dan setiap drone serangan Rusia mengandung komponen yang masih disuplai dari negara-negara Barat maupun negara-negara lain di sekitar Rusia,” kata Zelenskyy dalam pidato Senin malam.
Ia tidak menyebutkan nama perusahaan, tetapi menjelaskan jenis komponen yang ditemukan. Misalnya, produk perusahaan Amerika digunakan pada rudal Kh-101 dan drone Shahed, termasuk konverter, sensor, hingga mikroelektronik.
Baca Juga: Satu Orang Tewas dan 82 Luka-Luka Akibat Serangan Rudal Rusia di Kharkiv
Inggris disebut memasok mikrokomputer untuk sistem kontrol penerbangan drone, Swiss menyuplai mikrokontroler, sementara Jerman menyediakan konektor elektronik. Volume terbesar berasal dari China dan Taiwan, berupa beragam komponen mikroelektronik.
Zelenskyy menegaskan bahwa data soal asal komponen ini sudah diserahkan ke mitra-mitra Ukraina. Ironisnya, beberapa negara yang disebut, seperti Inggris dan Belanda, justru merupakan pendukung utama Ukraina yang memasok bantuan militer dan melatih tentaranya.
Meski sanksi sudah mempersempit akses Rusia terhadap teknologi maju, celah masih terbuka lewat barang berlabel ganda (dual-use) dan rantai pasok sipil yang dimanfaatkan untuk menyelundupkan komponen.
“Kini memasuki tahun keempat perang skala penuh, sangat aneh jika masih ada yang mengatakan tidak tahu bagaimana menghentikan aliran komponen penting ini. Itu harus dihentikan,” tegas Zelenskyy.
Baca Juga: Kyiv Digempur Serangan Besar-besaran Drone dan Rudal Rusia
Ia menambahkan bahwa pekan ini akan digelar pertemuan koordinator sanksi negara-negara G7, meski belum diumumkan secara resmi oleh kelompok tersebut.
Menurut penasihat pemerintah Ukraina, Vladyslav Vlasiuk, diperlukan keputusan terkoordinasi di level G7 untuk menutup celah sanksi agar benar-benar efektif.
Bukan pertama kalinya Ukraina menemukan komponen asing dalam senjata Rusia. Sebelumnya, intelijen militer Ukraina melaporkan hampir 50 komponen impor terpasang dalam drone jet tempur Geran-3.
Ukraina juga sempat mengungkap rudal jelajah baru yang diluncurkan lewat drone Rusia berisi suku cadang dari negara mitra, termasuk Amerika Serikat, serta pabrikan tank Rusia yang memakai 260 unit peralatan buatan asing.
Baca Juga: Pesawat Nirawak dan Rudal Rusia Menyerang Kyiv, Delapan Orang Luka-Luka
Serangan rudal dan drone Rusia terus menjadi ancaman besar bagi Ukraina. Selain menewaskan warga sipil, serangan itu merusak infrastruktur vital, bahkan di kota-kota jauh dari garis depan pertempuran.