Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan gabungan drone dan rudal Rusia yang menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Kamis dini hari waktu setempat menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk dua anak-anak, serta melukai puluhan lainnya.
Serangan ini menjadi salah satu yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir dan memicu kepanikan warga di berbagai distrik kota.
Ledakan Kuat Guncang Kyiv
Ledakan besar terdengar sejak dini hari dan menerangi langit Kyiv, disusul dengan gumpalan asap tebal dari bangunan yang hancur. Menurut pejabat Ukraina, puluhan lokasi di ibu kota terdampak, termasuk gedung apartemen, jalan raya utama, dan fasilitas umum.
Baca Juga: Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran dan Evakuasi di Rostov Rusia
Tymur Tkachenko, Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, mengatakan sebuah gedung hunian lima lantai di Distrik Darnytskyi terkena serangan langsung.
“Segalanya hancur,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa di antara korban tewas terdapat seorang gadis berusia 14 tahun.
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, menggambarkan insiden ini sebagai “serangan besar-besaran” oleh Rusia terhadap ibu kota.
Korban Anak-Anak dan Puluhan Luka-Luka
Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko, mengonfirmasi dua anak berada di antara korban meninggal. Puluhan lainnya mengalami luka, sementara tim penyelamat bekerja keras mengevakuasi warga yang terjebak di reruntuhan.
Foto dan video yang beredar di media sosial menunjukkan apartemen terbakar, kaca-kaca pecah berserakan di jalanan, serta asap pekat membumbung dari gedung-gedung tinggi.
Latar Belakang Diplomasi yang Buntu
Serangan ini terjadi tidak lama setelah pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska awal bulan ini. Pertemuan tersebut bertujuan membahas upaya mengakhiri perang, namun hingga kini belum membuahkan hasil nyata.
Baca Juga: AS dan Rusia Bahas Potensi Kesepakatan Energi di Tengah Negosiasi Damai Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menilai serangan Rusia merupakan “jawaban jelas” terhadap seruan internasional untuk gencatan senjata.
“Rusia masih memanfaatkan fakta bahwa sebagian dunia menutup mata terhadap anak-anak yang dibunuh dan mencari-cari alasan bagi Putin,” tulisnya di platform X.
Ia menyerukan sanksi baru yang lebih keras terhadap Moskow dan meminta Tiongkok serta Hungaria untuk memberikan reaksi tegas.
Seruan Ukraina kepada Dunia Internasional
Zelenskyy menegaskan bahwa dunia tidak boleh berdiam diri atas tewasnya anak-anak dalam serangan brutal tersebut.
“Kematian anak-anak seharusnya membangkitkan emosi yang lebih besar daripada hal lainnya,” katanya.
Ia menambahkan bahwa Rusia masih memilih “rudal balistik daripada meja perundingan”, dan hal itu menunjukkan Moskow tidak takut terhadap konsekuensi. Zelenskyy juga memastikan bahwa pejabat pemerintahannya akan bertemu dengan perwakilan AS di New York pada Jumat mendatang untuk membahas langkah diplomasi lebih lanjut.