kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

12 jaringan hotel top dunia digugat akibat sediakan pasar untuk perdagangan seks


Selasa, 10 Desember 2019 / 12:54 WIB
12 jaringan hotel top dunia digugat akibat sediakan pasar untuk perdagangan seks


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - OHIO. Sebanyak 12 jaringan hotel besar di Amerika Serikat (AS) harus berurusan di meja hijau. Sebanyak 13 perempuan yang mengklaim dijual untuk layanan seks di kamar hotel-hotel itu mengajukan gugatan, Senin (10/12).

Dalam gugatannya di Pengadilan Distrik Columbus, Ohio, ke-13 wanita itu menuding ke-12 hotel tersebut mengetahui dan mengabaikan tanda-tanda peringatan bahwa perempuan dan anak-anak dijual sebagai budak seks di tempat mereka. 

Gugatan yang merupakan gabungan dari 13 kasus ini menandai pertama kalinya industri hotel--yang telah lama dituduh sebagai tempat berkembang biaknya eksploitasi seksual terhadap perempuan dan anak-anak--menghadapi aksi sebagai sebuah kelompok.

Baca Juga: Dua karyawan asal China curi rahasia perusahaan, Apple cemas mereka kabur

Kasus ini adalah gabungan 13 gugatan terpisah yang telah diajukan di Ohio, Massachusetts, Georgia, Texas, dan New York. Gugatan ini maju lewat firma hukum Weitz & Luxenberg yang berbasis di New York atas nama 13 wanita, yang banyak dari mereka masih di bawah umur ketika perdagangan itu terjadi.

Hotel yang jadi sasaran gugatan di antaranya Hilton Worldwide Holdings Inc., Red Roof Inn, Intercontinental Hotels & Resorts, Best Western Hotels & Resorts, dan Wyndham Hotels and Resorts Inc.

"Hotel-hotel itu mendapat untung dan manfaat finansial dengan menyediakan pasar untuk perdagangan seks," kata Weitz & Luxenbeg dalam gugatannya, seperti dikutip Reuters, yang menyebut kasus itu sebagai kegagalan industri secara luas.

Baca Juga: Penasihat pengadilan Eropa: Amazon harus memeriksa pelanggaran merek dagang

"Penyimpangan korporasi semacam itu telah menyebabkan berkembangnya perdagangan seks yang terjadi di hotel-hotel yang telah mencapai tingkat epidemi nasional," ujar Weitz & Luxenbeg.

Menurut laporan bertajuk Indeks Perbudakan Global yang diterbitkan kelompok hak asasi manusia Walk Free Foundation, diperkirakan 400.000 orang terjebak dalam perbudakan modern di AS, mulai kerja paksa hingga perdagangan seks. 

“Ini bukan satu apel buruk yang perlu ditangani,” kata Luis CdeBaca, mantan Duta Besar Anti-Perdagangan Manusia AS. "Seluruh barel memiliki masalah. Selama bertahun-tahun industri perhotelan telah mengetahui bahwa perdagangan seks dan terutama perdagangan seks anak terjadi di properti mereka, namun itu terus terjadi".

Salah satu perempuan yang mengajukan gugatan itu mengungkapkan, dia pernah ditahan di usia 26 tahun di berbagai lokasi di Wyndham Hotels selama enam minggu pada 2012 lalu.

Selama penahanannya, perempuan itu mengatakan, hidungnya patah dua kali, bibirnya terluka secara permanen, dan wajahnya terinfeksi oleh pemukulan berulang.

"Saya hanya berharap orang-orang menyadari betapa sebenarnya di sini, di AS, terjadi (perdagangan seks)," katanya kepada Thomson Reuters Foundation. "Tidak masalah, apakah itu hotel yang nyaman atau hotel yang bagus, itu terjadi pada mereka semua".

Baca Juga: Wah, makin banyak warga Amerika yang setuju dengan pemakzulan Trump

Beberapa jaringan hotel di negeri uak Sam telah meluncurkan inisiatif dalam beberapa tahun terakhir untuk mengatasi perdagangan manusia. Misalnya, pelatihan karyawan untuk mengidentifikasi calon korban dan meningkatkan kesadaran akan kejahatan di antara para tamu.

Tapi, "Perubahan ini sudah terlambat," kata Weitz & Luxenbeg dalam gugatannya. "Motif laba, bukan kepatuhan terhadap hukum, terus mendorong pengambilan keputusan mereka".

Nama Weitz & Luxenberg melambung setelah memenangkan gugatan atas kasus malpraktek dan cidera pribadi terhadap perusahaan yang membuat atau menggunakan asbes, yang dikaitkan dengan kanker.

Baca Juga: Merek tuna terkenal di Amerika bangkrut, berencana jual aset ke Taiwan

"(Kasus) ini membawa keahlian dari ruang litigasi multi-distrik untuk melihat, apakah itu bisa berdampak pada dunia perdagangan orang seperti yang terjadi di ruang lain," kata Bridgette Carr, Kepala Klinik Perdagangan Manusia Universitas Michigan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×