Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Israel Aerospace Industries (IAI) menyarankan para pelanggan untuk tidak menerbangkan pesawat Boeing 737 yang mereka ubah menjadi angkutan kargo.
Sebab, IAI mengatakan, telah mendeteksi "ketidakberesan" dalam proses produksi penghalang rigid yang mereka pasang di pesawat kargo Boeing 737 hasil konversinya. Sebanyak 47 pesawat di antaranya sudah mereka kirim kembali ke pelanggan.
"IAI telah merekomendasikan kepada operator pesawat agar mereka tidak mengoperasikan pesawat sampai hasil peninjauan CAAI diketahui," kata IAI dalam pernyataan resmi seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Efek perang dagang, keuntungan maskapai global menukik tajam tahun ini
IAI mengharapkan, hasil peninjauan dari Otoritas Penerbangan Sipil Israel (CAAI) atas solusi sementara yang mereka usulkan bisa keluar Rabu (11/12) malam waktu setempat.
Cuma, IAI, pemimpin pasar dalam mengubah pesawat penumpang menjadi kargo, menolak mengungkapkan, jumlah perusahaan yang mengoperasikan pesawat kargo Boeing 737 hasil konversi mereka.
Yang jelas, Qantas Airways Ltd menyatakan, sudah menghentikan pengoperasian empat pesawat kargo Boeing 737 mereka sambil menunggu panduan lebih lanjut dari IAI.
IAI mengubah empat pesawat Boeing 737-300 menjadi angkutan kargo untuk Qantas pada 2006. Maskapai asal Australia ini menerbangkan pesawat itu untuk melayani rute kargo domestik.
Menurut IAI, penghalang rigid yang mereka pasang di beberapa pesawat tidak memberikan dukungan darurat dalam keadaan luar biasa. Tapi, itu tidak memengaruhi penerbangan dalam kondisi normal.
Baca Juga: Dituduh pakai komponen cacat di 737 NG, FAA ancam denda US$ 3,9 juta kepada Boeing
"Tes IAI menunjukkan, penghalang rigid mungkin tidak memberikan dukungan sesuai rancangan untuk berfungsi dalam kondisi luar biasa seperti itu," kata perusahaan milik Pemerintah Israel ini.
"Masalah tersebut tidak memengaruhi pesawat saat terbang tetapi bisa membatasi cara keselamatan pesawat dalam penerbangan," sebut IAI.
IAI menyebutkan, pihaknya sudah menemukan solusi sementara dan menunggu lampu hijau dari CAAI. Dan sepengetahuan mereka, tidak pernah ada insiden penerbangan sehubungan dengan penghalang rigid.