CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.894   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.217   2,50   0,03%
  • KOMPAS100 1.104   1,13   0,10%
  • LQ45 878   2,34   0,27%
  • ISSI 218   -0,10   -0,05%
  • IDX30 449   1,31   0,29%
  • IDXHIDIV20 542   2,10   0,39%
  • IDX80 127   0,15   0,12%
  • IDXV30 136   0,61   0,45%
  • IDXQ30 150   0,28   0,18%

AI Milik Elon Musk Sebut Sang Miliarder sebagai Penyebar Misinformasi Terburuk di X


Jumat, 15 November 2024 / 07:44 WIB
AI Milik Elon Musk Sebut Sang Miliarder sebagai Penyebar Misinformasi Terburuk di X
ILUSTRASI. AI milik Elon Musk melabeli dirinya sebagai salah satu pelanggar terburuk dalam hal penyebaran misinformasi daring di X. REUTERS/Gonzalo Fuentes


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Elon Musk mungkin bertanggung jawab atas bisnis Grok. Akan tetapi, kecerdasan buatan tersebut tampaknya telah menjalankan bisnisnya sendiri. Yakni dengan melabeli Musk sebagai salah satu pelanggar terburuk dalam hal penyebaran misinformasi daring di X.

Melansir Fortune.com, pengguna Grok, Gary Koepnick, bertanya kepada AI tersebut siapa orang yang paling banyak menyebarkan informasi di Twitter/X. Jawabannya mengejutkan. Layanan tersebut tidak ragu untuk menuding penciptanya.

“Berdasarkan berbagai analisis, sentimen media sosial, dan laporan, Elon Musk telah diidentifikasi sebagai salah satu penyebar misinformasi paling signifikan di X sejak ia mengakuisisi platform tersebut,” tulisnya.

Grok kemudian menambahkan, “Musk telah membuat banyak unggahan yang dikritik karena mempromosikan atau mendukung misinformasi, terutama yang terkait dengan peristiwa politik, pemilihan umum, masalah kesehatan seperti COVID-19, dan teori konspirasi. Dukungan atau interaksinya dengan konten dari tokoh kontroversial atau akun yang memiliki riwayat menyebarkan misinformasi juga berkontribusi terhadap persepsi ini.”

AI tersebut juga menunjukkan bahwa karena jumlah pengikut Musk yang besar dan visibilitasnya yang tinggi, setiap misinformasi yang ia posting akan segera diperkuat dan mendapatkan legitimasi di antara para pengikutnya.

Baca Juga: Orang Terkaya di Eropa Ini Menggugat Orang Terkaya Dunia, Ada Masalah Apa?

Hal ini, katanya, dapat memiliki konsekuensi di dunia nyata, terutama selama peristiwa penting seperti pemilihan umum.

Grok mencatat bahwa definisi misinformasi agak subjektif dan sering kali bergantung pada sikap ideologis pembaca. Dan ia menambahkan di akhir jawabannya, bahwa ada banyak aktor, bot, dan lainnya yang menyebarkan misinformasi.

Ironisnya, kecaman dari sistem AI miliknya datang segera setelah Musk memuji sistem tersebut kepada para pengikutnya dalam sebuah tweet yang berbunyi "Gunakan Grok untuk jawaban yang didasarkan pada info terkini!"

Tonton: Elon Musk Mangkir dari Panggilan Pengadilan Soal Kuis US$ 1 juta Jelang Pemilu AS

Grok sendiri, perlu dicatat, dituduh menyebarkan misinformasi tentang surat suara negara bagian pada bulan Agustus, yang mendorong perusahaan untuk membuat perubahan pada algoritmanya.

Selanjutnya: Tengok Prakiraan Cuaca BMKG Seluruh Bali, 15-16 November, Mayoritas Cerah

Menarik Dibaca: Promo 11.11 The Body Shop Diskon 70% Hari Terakhir (15/11), Cek Promonya di Sini!



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×