kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.978.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.494   1,00   0,01%
  • IDX 7.567   -263,63   -3,37%
  • KOMPAS100 1.047   -42,16   -3,87%
  • LQ45 766   -31,59   -3,96%
  • ISSI 257   -8,24   -3,11%
  • IDX30 397   -16,53   -4,00%
  • IDXHIDIV20 462   -18,63   -3,88%
  • IDX80 116   -4,77   -3,96%
  • IDXV30 124   -5,08   -3,93%
  • IDXQ30 128   -5,37   -4,02%

Akankah Harga Bitcoin Turun di September? Ini Analisisnya


Senin, 01 September 2025 / 06:29 WIB
Akankah Harga Bitcoin Turun di September? Ini Analisisnya
ILUSTRASI. Representations of cryptocurrency bitcoin are seen in this illustration picture created in Paris, France, March 9, 2024. REUTERS/Benoit Tessier/Illustration


Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Bitcoin (BTC) berpeluang rebound menuju US$124.500 pada September 2025, meski secara historis bulan ini kerap menjadi periode terburuk bagi aset kripto terbesar tersebut.

Melansir laporan Cointelegrap Senin (1/9/2025), Per akhir Agustus, harga Bitcoin berada di kisaran US$108.552, menutup bulan dengan pelemahan pertama sejak April.

Baca Juga: September Effect: Ancaman Bitcoin atau Peluang Beli?

Kondisi ini memunculkan kekhawatiran bahwa tren turun dapat berlanjut saat memasuki September.

Mengutip data Coinmarketcap, pukul 06.24 WIB, Harga Bitcoin terpantau pada level US$108.5439 atau turun 0,20% dalam 24 jam terakhir.

September Efek: Bulan Merah Bitcoin

Sejak 2013, Bitcoin tercatat delapan kali menutup September di zona merah dari total 12 tahun, dengan rata-rata penurunan sekitar −3,80%.

Fenomena ini kerap disebut sebagai September Effect, ketika investor mengunci keuntungan pasca reli musim panas atau menata ulang portofolio menjelang kuartal IV.

Baca Juga: Bukele Soroti Lonjakan Taruhan Prediksi Bitcoin El Salvador Tembus US$1 Miliar

Pasar saham global pun mengalami tren serupa. Data sejak 1928 menunjukkan rata-rata return indeks S&P 500 di September berada di level −1,20%.

Namun, menariknya, setiap kali Bitcoin mencatat kinerja positif di September, tren itu terjadi setelah pelemahan tajam di Agustus, pola yang saat ini kembali terlihat.

Analisis Teknikal: Mirip Pola 2017

Analis kripto Rekt Fencer menilai “September dump tidak akan terjadi tahun ini,” dengan membandingkan pergerakan Bitcoin pada 2017.

Baca Juga: American Bitcoin yang Didukung Eric Trump Akan Diperdagangkan Mulai September

Kala itu, BTC jatuh di akhir Agustus, menguji level support penting, lalu melonjak hingga rekor US$20.000.

Kini, Bitcoin juga bertahan di zona US$105.000–US$110.000, yang sebelumnya menjadi area resistensi namun kini berubah menjadi support. Struktur ini dipandang bullish dalam analisis teknikal.

Selain itu, muncul sinyal hidden bullish divergence antara harga dan indikator momentum Relative Strength Index (RSI).

Artinya, meski harga turun, kelemahan pasar tidak sebesar yang terlihat, mengindikasikan ada aksi beli yang diam-diam masuk.

Analis ZYN memproyeksikan Bitcoin bisa menembus rekor baru di atas US$124.500 dalam 4–6 minggu ke depan.

Baca Juga: Harga Bitcoin Terkoreksi di Tengah Hari Ini (26/8), Jelang Rilis Data PCE AS

Faktor Makro: Pelemahan Dolar Bisa Jadi Pendorong

Dari sisi makro, prospek pelemahan dolar AS dapat menjadi katalis bagi reli kripto. Investor valas mulai bersikap bearish pada greenback, dipicu perlambatan ekonomi AS serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

Sepanjang tahun, dolar diprediksi turun sekitar 8%. Sentimen makin tertekan oleh kritik Presiden AS Donald Trump terhadap bank sentral.

Korelasi 52 minggu antara Bitcoin dan indeks dolar (DXY) kini berada di −0,25, terlemah dalam dua tahun, menandakan peluang BTC bergerak independen dari kekuatan dolar.

“Dua kali pemangkasan suku bunga berarti triliunan dolar akan mengalir ke pasar kripto. Kita akan memasuki fase parabolik, di mana altcoin bisa meledak 10x hingga 50x,” ujar analis Ash Crypto.

Selanjutnya: Berikut Cara Membaca Laporan Keuangan untuk Investor Pemula

Menarik Dibaca: Berikut Cara Membaca Laporan Keuangan untuk Investor Pemula




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×