Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Senin (11/11/2024), Tiongkok mengatakan bahwa mereka akan memberlakukan "tindakan antidumping sementara" pada brendi yang diimpor dari Uni Eropa.
Kebijakan terbaru China ini diyakini bakal semakin memperdalam kebuntuan perdagangan antara Beijing dan Brussels setelah tindakan serupa bulan lalu.
Mengutip AFP, Tiongkok mengumumkan tarif sementara pada impor brendi Uni Eropa bulan lalu, dengan mengatakan bahwa dugaan "dumping" tersebut mengancam kerugian besar pada industri dalam negeri.
Dan kementerian perdagangan Beijing mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa pihak berwenang telah memutuskan untuk menerapkan tindakan antidumping sementara dalam bentuk setoran tunai atau surat jaminan terhadap produk brendi Eropa.
Tindakan tersebut, yang didasarkan pada perhitungan yang melibatkan harga yang disetujui oleh bea cukai, serta pajak impor, menyusul pengumuman serupa yang dibuat oleh kementerian pada tanggal 8 Oktober.
Belum jelas apakah tindakan ini -- yang mulai berlaku pada hari Jumat (15/11/2024) -- merupakan tindakan baru atau perpanjangan dari tindakan yang sudah ada.
Baca Juga: Ini Pembalasan Pertama China ke Uni Eropa Terkait Perang Dagang Mobil Listrik
Produsen brendi terkemuka di Eropa, Prancis, telah menggambarkan langkah-langkah yang diumumkan bulan lalu sebagai tindakan politis, yang dirancang untuk menekan Uni Eropa setelah negara itu mengenakan tarif yang besar pada kendaraan listrik Tiongkok atas klaim persaingan tidak sehat.
Tiongkok meluncurkan penyelidikan pada bulan Januari terhadap brendi yang diimpor dari Uni Eropa setelah blok tersebut melakukan penyelidikan terhadap subsidi kendaraan listrik Tiongkok.
Uni Eropa memutuskan bulan lalu untuk mengenakan tarif tambahan pada kendaraan listrik buatan Tiongkok setelah penyelidikan anti-subsidi menyimpulkan subsidi negara Beijing secara tidak adil merugikan produsen mobil Eropa.
Menurut laporan yang dirilis oleh kelompok riset Daxue Consulting, Tiongkok mengimpor lebih banyak brendi daripada minuman keras lainnya pada tahun 2022, dengan sebagian besar berasal dari Prancis.
Produsen cognac Prancis telah memohon Paris untuk mengakhiri perang dagang itu, dan menggambarkan diri mereka sebagai "sandera".
Baca Juga: China Bangun Reaktor Nuklir untuk Operasikan Kapal Induk, Angkatan Laut AS Waspada!
Namun, Reuters memberitakan, berdasarkan pernyataan kelompok lobi minuman keras Prancis pada hari Selasa (13/11/2024), Prancis dan Tiongkok telah melanjutkan pembahasan bea masuk yang telah diberlakukan Beijing terhadap impor brendi Eropa.
"Pertukaran pendapat baru-baru ini antara otoritas Prancis dan Tiongkok di Pameran Shanghai telah membantu memperbarui alur dialog, sebuah pendahuluan penting bagi munculnya solusi bilateral," kata kelompok lobi tersebut dalam sebuah pernyataan.
AFP melaporkan, Menteri Perdagangan Luar Negeri Prancis Sophie Primas bulan ini mengatakan bahwa Paris siap "untuk mengambil semua tindakan teknis dan hukum yang memungkinkan" sebagai tanggapan atas tarif tersebut, menyusul pertemuan dengan mitranya dari Tiongkok.
Tonton: Ogah Tinggal Diam, China Balas Kebijakan Tarif Eropa dengan Cara Ini
Namun, ia juga mengatakan bahwa ia yakin peluang untuk negosiasi dengan Beijing mengenai tarif pada brendi Eropa masih terbuka.
Tahap kedua konsultasi mengenai tindakan antara Uni Eropa dan Tiongkok terkait antidumping baru-baru ini dimulai.
Selain tarif sementara untuk brendi, Beijing juga telah meluncurkan penyelidikan antidumping terhadap beberapa impor daging babi dan susu Eropa.
Brussels juga sedang menyelidiki subsidi Tiongkok untuk panel surya dan turbin angin.