Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
Covid-19 telah merenggut lebih dari setengah juta nyawa di Amerika Serikat dan negara bagian menuntut lebih banyak dosis vaksin untuk membendung kasus, rawat inap, dan kematian.
Vaksin J&J juga sedang ditinjau oleh Uni Eropa, di mana pengiriman diharapkan dimulai pada bulan April 2021.
Di Afrika Selatan, regulator sedang menunggu keputusan FDA karena pemerintah mereka akan mengerahkan lebih banyak vaksin J&J untuk melawan varian virus yang disebut B.1.351 yang mampu menghindari perlindungan vaksin.
Vaksin tersebut adalah salah satu dari sedikit yang telah diuji dalam uji klinis terhadap varian tersebut dan memiliki tingkat kemanjuran 64% dalam mencegah penyakit sedang hingga parah di Afrika Selatan.
Baca Juga: WHO: Vaksin hanyalah salah satu bagian dari puzzle, jalan masih panjang
J&J menyatakan bahwa perusahaan sedang mengembangkan vaksin generasi kedua yang akan menargetkan varian baru di Afrika Selatan yang mengkhawatirkan dan akan siap untuk memulai uji coba Tahap I pada musim panas ini.
Vaksin J&J menggunakan virus flu biasa yang dikenal sebagai adenovirus tipe 26 untuk memasukkan protein virus corona ke dalam sel tubuh dan memicu respons kekebalan.
Baik vaksin Pfizer dan Moderna, yang didasarkan pada teknologi messenger RNA baru, menunjukkan tingkat kemanjuran yang lebih tinggi dalam uji coba penting mereka ketika diuji menggunakan dua dosis dibandingkan dengan vaksin sekali pakai J&J.
Tetapi para ahli memperingatkan agar tidak melakukan perbandingan yang cermat karena uji coba memiliki tujuan yang berbeda dan J&J dilakukan saat varian baru virus yang lebih menular beredar.
J&J sendiri juga sedang menguji versi dua dosis dari vaksinnya, dengan hasil yang diharapkan pada musim panas ini.