Sumber: Business Insider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pengacara imigrasi Jason Finkelman menjelaskan bahwa jika seorang pekerja H-1B meninggalkan AS untuk mengurus cap visa baru dan jadwal wawancaranya ditunda atau dibatalkan, mereka berisiko terjebak di luar negeri selama berbulan-bulan. Ia menyarankan agar perjalanan ditunda jika tidak bersifat mendesak.
Program visa H-1B, yang dibatasi 85.000 visa baru per tahun, menjadi jalur utama perusahaan AS merekrut tenaga kerja asing terampil. Raksasa teknologi seperti Google, Microsoft, Apple, dan Meta tercatat sebagai pengguna terbesar visa ini.
Pada tahun fiskal 2024, Alphabet (induk Google) mengajukan 5.537 visa H-1B, Microsoft 5.695, Apple 3.880, dan ServiceNow 578. Di bawah pemerintahan Trump, program ini menjadi isu politik sensitif, dengan tudingan bahwa kebijakan yang ada membuat perekrutan tenaga kerja asing semakin sulit dan mahal.
Tonton: ESDM Hitung Ulang Kuota Impor BBM untuk SPBU Swasta Guna Penuhi Permintaan
Kesimpulan
Peringatan dari Google, Apple, Microsoft, dan ServiceNow menandakan meningkatnya ketidakpastian mobilitas global tenaga kerja asing di AS, khususnya pemegang visa H-1B. Pengetatan pemeriksaan dan keterlambatan visa tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga berpotensi mengganggu operasional perusahaan teknologi besar yang sangat bergantung pada talenta global. Situasi ini mempertegas bahwa kebijakan imigrasi AS kini semakin berorientasi pada keamanan dan verifikasi mendalam, meski dengan konsekuensi ekonomi dan bisnis yang signifikan.













