kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.790   -4,00   -0,02%
  • IDX 8.610   -36,12   -0,42%
  • KOMPAS100 1.192   -5,42   -0,45%
  • LQ45 855   -4,50   -0,52%
  • ISSI 308   -0,85   -0,28%
  • IDX30 438   -2,36   -0,54%
  • IDXHIDIV20 510   -3,30   -0,64%
  • IDX80 134   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 138   -0,55   -0,40%
  • IDXQ30 140   -0,95   -0,67%

Ancaman Terjebak di Luar AS: Google, Apple, dan Microsoft Keluarkan Alarm Visa


Selasa, 23 Desember 2025 / 05:59 WIB
Ancaman Terjebak di Luar AS: Google, Apple, dan Microsoft Keluarkan Alarm Visa
ILUSTRASI. Sejumlah perusahaan raksasa teknologi AS memperingatkan sebagian karyawannya yang memegang visa agar tidak bepergian ke luar Amerika Serikat Grace Hollars/USA TODAY via REUTERS)


Sumber: Business Insider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Pengacara imigrasi Jason Finkelman menjelaskan bahwa jika seorang pekerja H-1B meninggalkan AS untuk mengurus cap visa baru dan jadwal wawancaranya ditunda atau dibatalkan, mereka berisiko terjebak di luar negeri selama berbulan-bulan. Ia menyarankan agar perjalanan ditunda jika tidak bersifat mendesak.

Program visa H-1B, yang dibatasi 85.000 visa baru per tahun, menjadi jalur utama perusahaan AS merekrut tenaga kerja asing terampil. Raksasa teknologi seperti Google, Microsoft, Apple, dan Meta tercatat sebagai pengguna terbesar visa ini.

Pada tahun fiskal 2024, Alphabet (induk Google) mengajukan 5.537 visa H-1B, Microsoft 5.695, Apple 3.880, dan ServiceNow 578. Di bawah pemerintahan Trump, program ini menjadi isu politik sensitif, dengan tudingan bahwa kebijakan yang ada membuat perekrutan tenaga kerja asing semakin sulit dan mahal.

Tonton: ESDM Hitung Ulang Kuota Impor BBM untuk SPBU Swasta Guna Penuhi Permintaan

Kesimpulan

Peringatan dari Google, Apple, Microsoft, dan ServiceNow menandakan meningkatnya ketidakpastian mobilitas global tenaga kerja asing di AS, khususnya pemegang visa H-1B. Pengetatan pemeriksaan dan keterlambatan visa tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga berpotensi mengganggu operasional perusahaan teknologi besar yang sangat bergantung pada talenta global. Situasi ini mempertegas bahwa kebijakan imigrasi AS kini semakin berorientasi pada keamanan dan verifikasi mendalam, meski dengan konsekuensi ekonomi dan bisnis yang signifikan.

Selanjutnya: Kontrak Baru Hingga Ekspansi Bisnis Bengalon, Bikin Saham Darma Henwa (DEWA) Menarik

Menarik Dibaca: Tablet Murah yang Bawa RAM 8 GB, Xiaomi Pad 7 Siap Menemani Aktivitas Anda




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×