kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Anggota Kongres AS Usulkan Sanksi Baru terhadap Rusia Lewat RUU Anggaran


Minggu, 14 September 2025 / 07:00 WIB
Anggota Kongres AS Usulkan Sanksi Baru terhadap Rusia Lewat RUU Anggaran
ILUSTRASI. Anggota legislatif Amerika Serikat, kembali mendorong pengesahan RUU yang akan memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia atas perang di Ukraina


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua anggota legislatif Amerika Serikat, Senator Lindsey Graham dan Anggota DPR Brian Fitzpatrick (keduanya dari Partai Republik), kembali mendorong pengesahan rancangan undang-undang (RUU) yang akan memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia atas perang di Ukraina.

Keduanya menyatakan akan mengajak rekan-rekan mereka di Kongres minggu ini untuk menyisipkan RUU sanksi tersebut ke dalam undang-undang anggaran wajib (continuing resolution/CR) yang diperlukan guna menjaga keberlangsungan operasional pemerintah federal.

Isi RUU Sanksi terhadap Rusia

RUU yang telah mereka sponsori selama berbulan-bulan mencakup langkah-langkah untuk menghukum Rusia bila menolak bernegosiasi mencapai perdamaian dengan Ukraina. Salah satu poin penting dalam rancangan itu adalah penerapan sanksi sekunder kepada India dan China sebagai pembeli utama minyak Rusia.

Baca Juga: Kesabaran Trump terhadap Putin Mulai Menipis

Kendati demikian, para pemimpin di Senat maupun DPR hingga kini menahan diri untuk membawa rancangan itu ke tahap pemungutan suara, lantaran Presiden Donald Trump cenderung enggan memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia.

Sebagai gantinya, Trump lebih memilih meningkatkan tarif impor terhadap barang-barang dari India, yang saat ini merupakan pembeli minyak Rusia terbesar kedua setelah China.

Respons terhadap Kebijakan Trump

Dalam pernyataan bersama, Graham dan Fitzpatrick memuji sikap Trump yang pada Sabtu lalu menegaskan bahwa AS siap menjatuhkan sanksi energi tambahan terhadap Rusia.

Namun, Trump menekankan langkah tersebut hanya akan dilakukan bila semua negara NATO juga berhenti membeli minyak Rusia dan menerapkan kebijakan serupa.

Baca Juga: AS Desak G7 dan Uni Eropa Kenakan Tarif Bagi China dan India karena Beli Minyak Rusia

“Kami yakin kombinasi antara sanksi, tarif, dan penjualan senjata canggih Amerika kepada Ukraina adalah kunci untuk membawa Presiden Putin ke meja perundingan demi perdamaian yang adil dan terhormat,” tulis Graham dan Fitzpatrick dalam pernyataan resmi mereka.

Prospek RUU dan Dampaknya

Jika berhasil disisipkan ke dalam CR, RUU ini memiliki peluang besar untuk disahkan karena sifatnya yang melekat pada legislasi wajib agar pemerintah tetap berfungsi.

Namun, belum ada tanggapan resmi dari Gedung Putih terkait rencana anggota legislatif tersebut untuk memanfaatkan mekanisme CR sebagai jalur pengesahan.

Langkah Graham dan Fitzpatrick mencerminkan semakin kuatnya dorongan dari kalangan legislatif AS untuk menekan Rusia, meski kebijakan Presiden Trump lebih berfokus pada tarif dan diplomasi ekonomi.

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca (14 September 2025) Jakarta, Mencakup Seluruh Wilayah

Menarik Dibaca: Infinix Note 40 Hadirkan Performa Gaming Smooth Tanpa Frame Drop, Coba Sekarang




TERBARU

[X]
×