Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) akan mengubah larangannya terhadap perusahaan AS yang melakukan bisnis dengan Huawei, China, untuk memungkinkan mereka bekerja sama dalam menetapkan standar untuk jaringan 5G.
Sebelumnya, Reuters melaporkan, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah itu, Departemen Perdagangan AS dan lembaga-lembaga federal lainnya menandatangani perubahan peraturan tersebut dan sedang menunggu publikasi dalam Daftar Federal.
Revisi aturan itu sudah Departemen Pedagangan AS kirim ke Daftar Federal pada Jumat (12/6) pekan lalu dan rencananya terbit pada Selasa (16/6).
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengonfirmasi perubahan peraturan tersebut dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Baca Juga: Mendapat tekanan dari AS, Huawei: Saat ini kuncinya adalah bertahan hidup
"Amerika Serikat tidak akan menyerahkan kepemimpinan dalam inovasi global," kata Ross. “Departemen Perdagangan berkomitmen untuk melindungi kepentingan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS, dengan mendorong industri AS untuk sepenuhnya terlibat dan mengadvokasi teknologi AS untuk menjadi standar internasional”.
Departemen Perdagangan AS secara terbuka mengumumkan langkah itu pada Senin (15/6). Mereka menyatakan, partisipasi AS dalam penetapan standar internasional memengaruhi masa depan 5G, kendaraan otonom, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi canggih lainnya.
Dalam industri telekomunikasi, Departemen Perdagangan AS mengharapkan, 5G atau jaringan nirkabel generasi kelima memberi segala dayanya, mulai transmisi video berkecepatan tinggi hingga mobil self-driving.
Juru bicara Huawei Michelle Zhou menolak berkomentar atas langkah AS mengubah larangannya terhadap perusahaan negeri uak Sam yang melakukan bisnis dengan Huawei.
Baca Juga: Bisa jadi senjata baru AS, terkuak hubungan dekat Huawei, Skycom Tech dan CFO Meng
Tahun lalu, AS menempatkan Huawei pada daftar entitas Departemen Perdagangan, yang membatasi penjualan barang dan teknologi Amerika Serikat kepada perusahaan tersebut dengan alasan keamanan nasional.
Tapi, pejabat industri dan Pemerintah AS mengatakan, perubahan aturan tersebut tidak boleh dipandang sebagai tanda pelemahan resolusi AS terhadap Huawei, pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia.
Mereka menyatakan, daftar entitas Huawei menempatkan AS pada pengaturan standar yang tidak menguntungkan, di mana perusahaan mengembangkan spesifikasi untuk memungkinkan peralatan dari berbagai perusahaan berfungsi bersama.
Dengan perusahaan AS yang mendapat izin untuk membagikan teknologi atau informasi, para teknisi dari beberapa perusahaan negeri uak Sam mengurangi partisipasinya, memberikan Huawei suara yang lebih kuat.
Baca Juga: Kembali tertekan kebijakan pemerintah AS, ini tanggapan Huawei
Yang jelas, aturan baru tersebut datang sebagai tanggapan atas kekhawatiran dari perusahaan dan anggota parlemen AS, seseorang yang mendapat pengarahan tentang masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.
"Kebingungan yang berasal dari pembaruan daftar entitas Mei 2019 telah secara tidak sengaja mengesampingkan perusahaan AS dari beberapa percakapan standar teknis, menempatkan mereka pada kerugian strategis," ujar Naomi Wilson, Direktur Kebijakan untuk Asia di Dewan Industri Teknologi Informasi, yang mewakili perusahaan termasuk Amazon.com Inc, Qualcomm Inc, dan Intel Corp.
"Klarifikasi yang sangat dibutuhkan ini akan memungkinkan perusahaan untuk sekali lagi bersaing dan memimpin dalam kegiatan-kegiatan mendasar yang membantu memungkinkan peluncuran teknologi canggih, seperti 5G dan AI, di seluruh pasar," katanya. "Kami berharap, dapat meninjau aturan yang pernah di-posting dan bekerja dengan pemerintah pada implementasi".
Baca Juga: China: AS segera hentikan penindasan tak masuk akal atas Huawei