Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis (1/7) mengatakan bahwa mereka kini mulai khawatir dengan peningkatan kemampuan militer China yang semakin pesat.
Lebih lanjut, AS meminta China untuk bergabung dalam langkah-langkah untuk mengurangi risiko perlombaan senjata yang tidak stabil.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, dalam konferensi pers reguler hari Kamis menegaskan bahwa peningkatan militer China sudah sangat sulit disembunyikan lagi, termasuk pengembangan nuklir.
Price juga menanggapi pertanyaan tentang laporan di Washington Post yang mengatakan China telah mulai membangun lebih dari 100 silo rudal baru di daerah gurun di bagian barat negara itu.
Baca Juga: Departemen Luar Negeri AS beri lampu hijau untuk penjualan jet F-16 ke Filipina
Ia mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa persenjataan nuklir China akan tumbuh lebih cepat, dan ke tingkat yang lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Penumpukan ini mengkhawatirkan. Ini menimbulkan pertanyaan tentang niat China. Dan bagi kami, ini memperkuat pentingnya mengejar langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko nuklir," ungkap Price, seperti dikutip Reuters,
Atas alasan itu pula, lanjut Price, Presiden AS Joe Biden memprioritaskan stabilitas strategis dalam keterlibatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal yang sama akan diterapkan kepada China.
Khawatir dengan senjata nuklir China
Dalam laporan tahun 2020 kepada Kongres, Pentagon memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir China ada di angka 200-an dan akan meningkat seiring dengan modernisasi pasukannya yang luas.
Baca Juga: Jumlah hulu ledak nuklir dunia menembus angka 13.130 pada Juni 2021
AS telah berulang kali meminta China untuk bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian kontrol senjata baru. Sayangnya, pada bulan Mei lalu China menolak ajakan tersebut, membuat China lebih leluasa memperkuat diri dengan nuklir.
Dalam perayaan 100 tahun Partai Komunis China hari Kamis (1/7), Presiden China Xi Jinping memperingatkan negara barat agar tidak mencoba menggertak China.
“Kami tidak akan pernah mengizinkan kekuatan asing untuk menggertak, menindas, atau menundukkan kami,” kata Presiden China Xi Jinping, menurut teks pidatonya dalam bahasa Inggris, seperti yang dilansir Yahoo News yang mengutip Washington Examiner.
Dia menambahkan, "Siapa pun yang berusaha melakukannya akan menemukan diri mereka berada di jalur tabrakan dengan tembok besar baja yang ditempa oleh lebih dari 1,4 miliar orang China."
Pakar non-proliferasi mengatakan tahun ini China akan mengembangkan bahan bakar untuk reaktor tenaga nuklir generasi baru. Melalui itu, China akan menghasilkan sejumlah besar bahan yang dapat dialihkan untuk membuat senjata nuklir.