Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Amerika Serikat sebelumnya mengatakan pengiriman apa pun akan memicu respons "keras" dan merusak upaya Teheran untuk memperbaiki hubungan dengan Barat menyusul terpilihnya reformis Masoud Pezeshkian sebagai presiden.
Menghadapi sanksi Barat yang berat, Moskow telah beralih ke Iran dan Korea Utara untuk pasokan senjata guna menjaga mesin perangnya tetap berjalan di Ukraina.
Ukraina mengatakan telah diserang dengan pesawat nirawak Shahed rancangan Iran hampir setiap hari dari Rusia dan telah menemukan pecahan rudal Korea Utara di wilayahnya.
Kremlin sekali lagi meningkatkan kampanye pengebomannya terhadap infrastruktur utama Ukraina menjelang musim dingin.
Sebelumnya diberitakan, melansir The Telegraph, meskipun ada bantahan resmi dari Iran, seorang anggota parlemen mengakui kesepakatan tersebut kurang dari 48 jam setelah pejabat AS memperingatkan tentang pengiriman rudal dan pendalaman hubungan militer Rusia-Iran.
Baca Juga: Vladimir Putin Undang Presiden Mongolia untuk Hadiri KTT BRICS Bulan Depan
“Kami menghindari sanksi melalui kemitraan kami dengan Rusia. Kami mengimpor kacang kedelai, jagung, dan barang-barang lainnya dari Rusia,” kata Ahmad Bakhshayesh Ardestani, seorang anggota parlemen Iran dan anggota Komite Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri negara tersebut.
Iran berada di bawah sanksi Barat yang berat yang membatasi aksesnya ke mata uang internasional, sehingga memaksa negara tersebut untuk menukar barang dengan makanan dan bahan bakar.