kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS rusuh, Pentagon kirim 1.600 tentara denga status siaga tinggi ke Washington


Rabu, 03 Juni 2020 / 09:38 WIB
AS rusuh, Pentagon kirim 1.600 tentara denga status siaga tinggi ke Washington
ILUSTRASI. Sebuah truk berkendara menuju ke arah ribuan pengunjuk rasa yang berjalan di 35W arah Utara saat protes atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020). REUTERS/Eric Miller


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON DC. Kementerian Pertahanan alias Pentagon memindahkan sekitar 1.600 tentara ke wilayah Washington DC, setelah beberapa malam protes dengan kekerasan di Ibu Kota Amerika Serikat (AS).

"Elemen-elemen tugas aktif ditempatkan di pangkalan militer di National Capitol Region tetapi tidak di Washington DC," kata juru bicara Pentagon Jonathan Rath Hoffman, Selasa (1/6), seperti dikutip Reuters.

Dia mengatakan, pasukan berada pada "status siaga tinggi" tetapi "tidak berpartisipasi dalam dukungan pertahanan untuk operasi otoritas sipil".

Baca Juga: Trump: Jika negara bagian gagal hentikan kerusuhan, tentara militer akan turun!

"Pasukan termasuk polisi militer dan mereka yang memiliki kemampuan teknik, bersama dengan batalion infantri," imbuh Hoffman.

Sebelumnya, pejabat senior Departemen Pertahanan AS mengatakan pada Senin (1/6), unit tempur AS akan pindah ke wilayah Washington.

Sementara Facebook Inc menangguhkan akun-akun yang terkait dengan kelompok-kelompok nasionalis kulit putih yang menganjurkan membawa senjata dalam gelombang protes anti-rasis, menyusul kematian George Floyd saat ditahan polisi Minneapolis.

Perusahaan media sosial asal AS tersebut, Selasa (2/6), menyatakan, mereka juga menghapus akun palsu yang mengklaim kesetiaan kepada Antifa dalam rangka mendiskreditkan gerakan anti-fasis.

Penganut Antifa mengatakan, mereka fokus membela orang dari serangan pihak berwenang atau warga, tetapi difitnah oleh Presiden Donald Trump yang tanpa mengutip bukti menyatakan kelompok ini adalah penghasut kekerasan anti-polisi.

Beberapa akun nasionalis kulit putih yang dihapus terkait dengan Proud Boys, yang sebelumnya Facebook klasifikasikan sebagai kelompok berbahaya. Akun yang lain memiliki koneksi ke grup bernama American Guard.

Baca Juga: Inilah kronologis yang terjadi di menit-menit terakhir hidup George Floyd

Facebook menegaskan, mereka bertindak berdasarkan perilaku, bukan politik dari konten apa pun. Dan, jejaring sosial ini tidak menyebut Antifa sebagai kelompok berbahaya.

"Akun Antifa yang menyesatkan dihapus karena "perilaku tidak autentik," karena mereka mengaku sesuatu yang bukan mereka," kata Facebook dalam pernyataan seperti dilansir Reuters.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×