Sumber: Military.com | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
China juga memiliki lebih dari 1.250 rudal balistik darat (GLBM) dan rudal jelajah darat (GLCM) dengan jangkauan antara 500 sampai 5.500 kilometer. Sementara AS melaporkan saat ini hanya memiliki satu jenis GLBM konvensional dengan jangkauan 70 hingga 300 kilometer saja.
Soal pertahanan udara, China juga dianggap lebih unggul sejak mendapatkan dukungan teknologi baru dari Rusia yang dikombinasikan dengan produk buatan mereka sendiri.
Salah satu keunggulannya adalah sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 dan S-300 yang dibuat oleh Rusia. Sistem ini merupakan yang terkuat di dunia.
Baca Juga: Bikin cemas, AS: China dekati kemampuan meluncurkan serangan triad nuklir
Laporan tahunan Departemen Pertahanan dengan judul "Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik Rakyat China" ini berisi 173 halaman dan seluruhnya berfokus pada postur pertahanan China.
Disebutkan pula bahwa China mungkin telah mempertimbangkan pembangunan fasilitas militer di Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Mark Esper mengakui bahwa anggaran pertahanan terpaksa diturunkan untuk mengimbangi upaya penanganan Covid-19 yang semakin ganas di AS.
Fakta mengenai peningkatan jumlah armada militer China belakangan ini bisa saja merubah kebijkan militer AS untuk beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Ketegangan di Laut China Selatan, Taiwan: Risiko konflik tidak disengaja meningkat