Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PARIS. Amerika Serikat (AS) kembali memutuskan keluar dari badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya, yakni United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Langkah ini menegaskan kebijakan Presiden Donald Trump yang semakin menjauh dari kerja sama multilateral dan lembaga-lembaga internasional.
Baca Juga: Trump Media Pegang Bitcoin US$2 Miliar, Harga Melonjak Usai RUU Kripto Lolos DPR AS
Dua diplomat Eropa mengonfirmasi bahwa Washington akan secara resmi mundur dari UNESCO, yang bermarkas di Paris.
Gedung Putih belum memberikan pernyataan resmi atas kabar ini hingga Selasa (22/7) pagi waktu setempat.
Keputusan ini menambah daftar panjang organisasi internasional yang ditinggalkan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump telah menarik AS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dewan Hak Asasi Manusia PBB, perjanjian iklim Paris, dan kesepakatan nuklir Iran.
Baca Juga: Trump Rilis Dokumen Pembunuhan Martin Luther King Jr., Lebih dari 240.000 Halaman
Langkah-langkah tersebut sempat dibalik oleh Presiden Joe Biden yang membawa kembali AS ke dalam berbagai forum multilateral.
Namun dengan Trump kini kembali menjabat sebagai presiden sejak awal 2025, arah kebijakan luar negeri AS kembali berubah tajam.
Trump juga telah memerintahkan penarikan AS dari WHO dan menghentikan pendanaan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Pemerintahannya sedang melakukan tinjauan menyeluruh atas seluruh partisipasi AS dalam badan-badan PBB, yang dijadwalkan rampung pada Agustus 2025.
UNESCO sendiri dikenal luas atas program pelestarian warisan dunia (World Heritage Sites), yang mencakup situs-situs bersejarah seperti Grand Canyon di Amerika Serikat dan kota kuno Palmyra di Suriah.
Lembaga ini didirikan pasca Perang Dunia II untuk mendorong perdamaian melalui kerja sama internasional di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Baca Juga: Ada Tarif Trump, Industri Sarung Tangan RI Bidik Perluasan Pasar Ekspor
AS adalah salah satu negara pendiri UNESCO pada tahun 1945. Namun, AS pernah keluar dari organisasi ini pada 1984 semasa pemerintahan Presiden Ronald Reagan, dengan alasan dugaan korupsi dan bias anti-AS.
Negeri Paman Sam baru bergabung kembali hampir dua dekade kemudian pada 2003, di bawah Presiden George W. Bush setelah menilai telah terjadi reformasi signifikan di tubuh UNESCO.
Meski pengaruh keuangan AS di UNESCO telah menyusut, kontribusi Washington masih mencapai sekitar 8% dari total anggaran lembaga tersebut.
Sebagai perbandingan, pada saat Trump pertama kali menarik AS dari UNESCO pada 2017, kontribusi AS mencapai sekitar 20% dari anggaran lembaga.
Keluarnya AS kali ini dinilai sebagai pukulan telak terhadap eksistensi dan legitimasi UNESCO, terutama dalam menjalankan mandatnya yang semakin kompleks di tengah gejolak geopolitik global.