Sumber: CNN Money |
LONDON. Regulator perbankan di Inggris membeberkan, beberapa bank terkemuka di Inggris yang memiliki produk ritel, gagal memberikan saran keuangan yang maksimal atas produk investasi yang ditawarkan kepada nasabahnya. Setidaknya, seperempat nasabah keliru mendapat rekomendasi atas produk investasi yang akan dibeli.
Antara Maret-September 2012, Otoritas Jasa keuangan (OJK) Inggris diam-diam mengirim penyidik di enam bank ritel terbesar dan meninjau saran-saran yang diberikan staf bank.
Hasil penyelidikan yang dikenal dengan istilah "Mystery Shopping" ini, dari 321 kasus, 11% diakibatkan karena saran yang tidak cocok dengan kondisi keuangan nasabah dan 15% lainnya diakibatkan karena penasihat keuangan tidak mengumpulkan informasi yang cukup untuk bisa menilai apakah produk yang ditawarkan sudah sesuai atau tidak.
OJK mencatat, dari semua kasus sengketa keuangan antara bank dan nasabah, 26%nya diakibatkan oleh rekomendasi yang tak maksimal.
Clive Adamson, kepala pengawasan OJK Inggris mengaku kecewa atas hasil temuan tersebut.
"Tinjauan ini menunjukkan bahwa nasabah tidak secara konsisten mendapatkan rekomendasi berkualitas ketika mendatangi bank untuk membeli produk-produk investasi," ujarnya.
Meskipun investigasi sudah bertahun-tahun dilakukan dan membuahkan hasil berupa hukuman yang mewajibkan bank memberi kompensasi senilai miliaran poundsterling dan permintaan maaf dari eksekutif senior, rupanya, industri masih saja memberikan nasihat keuangan yang kurang cocok dengan latar belakang nasabah.
Santander diduga diselidiki
Saat ini, OJK kembali melakukan penyelidikan secara formal pada satu bank besar atas kasus itu. Sayang, OJK menolak membeberkan identitas bank tersebut.
Namun, beberapa media di Inggris menyebut bank yang menjadi target adalah Santander UK yang merupakan unit bank raksasa asal Spanyol.
Santander menolak menjawab apakah benar bank itu yang menjadi subjek penyelidikan. Tapi, bank ini berterus terang akan mempertimbangkan dengan segera atas temuan OJK yang sudah ada. Bank yang juga tengah sakit di negeri asalnya itu berjanji menerapkan aturan baru termasuk melakukan tambahan pelatihan untuk para staf dan mendeteksi risiko-risiko yang mungkin ditemui.
"Bagi kami, sangat penting menawarkan sebuah produk investasi dan memberikan nasabah sebuah akses ke berbagai produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan cocok dengan situasi keuangan setiap individu," demikian pernyataan Santander.
Reputasi bank jadi taruhan
Industri perbankan Inggris sedang berjuang memperbaiki reputasinya setelah serangkaian skandal merusak kepercayaan publik.
Tahun lalu, Barclays menyisihkan £ 2,45 miliar untuk mengompensasi nasabah yang menjadi korban penjualan yang tidak tepat.
British Bankers Association (BBA) menilai, upaya penyelidikan diam-diam oleh OJK sebenarnya juga menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah menerima rekomendasi yang baik dari staf bank.
"Ada beberapa kasus yang ternyata menunjukkan bahwa staf bank gagal memperoleh informasi atas latar belakang nasabah, pada akhirnya mereka tidak memberikan saran eksekusi pada produk investasi yang ditawarkan. Dan hal ini sangat bagus karena menunjukkan mereka sangat berhati-hati," papar BBA.
BBA berharap, "Mystery Shopping" yang dilakukan OJK sebelum menerbitkan aturan baru juga bisa menolong bank agar lebih berhati-hati ke depan dan bisa mengurangi biaya kompensasi yang harus dikeluarkan oleh industri jika terdapat kasus serupa.