kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank sentral ramai-ramai pangkas suku bunga


Rabu, 11 Maret 2020 / 20:16 WIB
Bank sentral ramai-ramai pangkas suku bunga
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The logo of the European Central Bank (ECB) is pictured outside its headquarters in Frankfurt, Germany, April 26, 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach/File Photo


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - LONDON. Bank-bank sentral di berbagai belahan dunia mempersiapkan berbagai stimulus mendorong pertumbuhan ekonomi yang tengah terganggu oleh dampak merebaknya wabah virus corona (Covid-19).

Setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) secara mengejutkan memangkas suku bunga pada Selasa (3/3) sebesar 50 basis poin (bps), kini langkah tersebut diikuti oleh Bank Sentral Inggris yang memangkas bunga utama sebesar 25 bps.

Melansir Reuters, Rabu (11/3), BOE memangkas suku bunga utamanya sebesar 50 bps menjadi 0,25% setelah sebelumnya ada pada posisi 0,75% sejak pertemuan komite kebijakan bulan Agustus 2018.

Baca Juga: ECB dan BoE belum melonggarkan kebijakan, EUR/GBP masih bullish

Pemangkasan ini akan mendukung bisnis dan kepercayaan konsumen pada waktu yang sulit, untuk meningkatkan arus kas bisnis dan rumah tangga, dan untuk mengurangi biaya, dan untuk meningkatkan ketersediaan, keuangan.

Dalam pertemuan pada Rabu (11/3), Komite BoE juga mengumumkan langkah-langkah lain untuk meningkatkan ekonomi Inggris terhadap gangguan yang disebabkan oleh wabah corona, termasuk skema Pendanaan Jangka baru dengan insentif tambahan untuk Usaha Kecil dan Menengah (TFSME), yang dibiayai dari cadangan bank sentral.

Menyusul penyebaran Covid-19, aset berisiko dan harga komoditas telah turun tajam, dan imbal hasil obligasi pemerintah mencapai titik terendah sepanjang masa, konsisten dengan penurunan yang jelas dalam selera risiko dan dalam pandangan untuk pertumbuhan global dan Inggris. Indikator ketidakpastian pasar keuangan telah mencapai level ekstrem.

Meskipun besarnya goncangan ekonomi dari Covid-19 sangat tidak pasti, aktivitas kemungkinan akan melemah secara material di Inggris selama beberapa bulan mendatang.

Gangguan sementara, tetapi signifikan, pada rantai pasokan dan aktivitas yang lebih lemah dapat menantang arus kas dan meningkatkan permintaan kredit jangka pendek dari konsumsi rumah tangga dan modal kerja dari perusahaan.

Masalah seperti itu kemungkinan besar paling akut untuk bisnis kecil. Guncangan ekonomi ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam perekonomian.

Baca Juga: Wall Street berseri, didorong harapan stimulus yang meredakan kekhawatiran resesi

Pembuat kebijakan BOE juga memutuskan untuk memperkenalkan skema pendanaan berjangka baru dengan insentif tambahan bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang dibiayai lewat penerbitan cadangan bank sentral.

Lalu BoE akan mempertahankan stok pembelian obligasi korporasi kelas investasi non-finansial sterling £ 10 miliar dan mempertahankan stok pembelian obligasi pemerintah Inggris £ 435 miliar yang dibiaya lewat penerbitan cadangan bank sentral.

Sementara The Fed sebelumnya mengejutkan pasar dengan tiba-tiba mengumumkan memangkas suku bunga acuannya atau Federal Funds Rate (FFR) sebesar 50 bps menjadi 1%-1,25%. Pemangkasan mendadak sebesar itu menjadi yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial. Kala itu The Fed memangkas suku bunga sebesar 75 bps.

The Fed seharusnya mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Maret 2019, tetapi penyebaran wabah corona virus menjadi alasan The Fed memangkas suku bunga lebih awal dari jadwal RDG. Pemangkasan tersebut sudah diprediksi oleh pelaku pasar, hanya saja terjadi lebih cepat dari jadwal RDG.

Sementara bank sentral Eropa akan melakukan RDG pada 12 Maret 2020. Ekonom memperkirakan European Central Bank (ECB) juga akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan tersebut.

"Presiden ECB Christine Lagarde menyadari keputusan kebijakan besar pertamanya akan membentuk persepsi tentang pendekatannya ( ke ekonomi)," ujar Greg Fuzesi, ekonom JPMorgan di London, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (10/3/2020).




TERBARU

[X]
×