Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
Dengan cara ini, orang akan terus menambahkan kontak ke grup palsu tersebut. Anggota grup tidak diperbolehkan berbicara dalam grup, sehingga mereka juga tidak dapat saling memperingatkan akan bahaya bahwa amplop abal-abal itu akan benar-benar berubah menjadi kode QR. Pemilik grup akan memposting pesan yang mengatakan bahwa transaksinya melampaui batas transaksi hari itu dan bahwa jika orang ingin terus menerima uang, mereka harus memindai kode QR dan membayar satu yuan atau setara dengan Rp 1.992,10.
Mereka dijanjikan akan menerima sejumlah uang yang cukup banyak. Begitu orang-orang ini membayar satu yuan, akun mereka telah diretas melalui kode QR, dan menginstal virus ke akun WeChat mereka. Hal ini mengakibatkan saldo mereka di WeChat raib seketika.
Modus kelima, penipuan tiket lotre. Penipuan dimulai dengan korban menemukan tiket lotre yang sengaja ditempatkan di suatu tempat. Karena pemilik tiket lotre tidak dapat ditemukan, kebanyakan orang menemukan tiketnya kemudian menghubungi ke nomor telepon yang tertera pada tiket untuk mengetahui apakah tiket tersebut menang atau tidak.
Baca Juga: Menteri Luar Negeri Korea Utara dicopot? Benarkah?
Dan, tentu saja mereka diberitahu bahwa tiket yang ditemukan memang merupakan tiket pemenang hadiah. Karena orang-orang, pada titik ini, begitu bahagia dan antusias sehingga jadi tidak rasional. Melalui telepon, penipuan menginfokan kepada penemu tersebut bahwa hanya perlu membayar biaya tertentu sebelum menerima hadiah.
Dalam beberapa kasus, pelaku bahkan meyakinkan korban untuk membayar pajak penghasilan sebelum menerima hadiah uang. Setelah pemenang yang beruntung membayar biaya penanganan atau pajak penghasilan melalui WeChat atau Alipay, koneksi akan terputus, dan tentu saja, korban tidak akan pernah mendapatkan hadiahnya.