Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tri Adi
Lulus dari sana, di bekerja di bank selama 12 tahun hingga tahun 1985, sebelum akhirnya memutuskan ingin mengembangkan bisnis sendiri. Bekerja di bank adalah keinginan ayahnya dan Alakija tidak suka. Dia pergi ke Central School of Fashion di London untuk belajar desain Fashion dan kemudian merintis rumah fesyen dengan brand Supreme Stitches.
Setelah itu, dia mengembangan bisnis percetakan yang dijadikan satu naungan dengan fesyen di bawah The Rose of Sharon Group dan merintis bisnis eksplorasi minyak lewat Famfa Oil tahun 1993. Bisnis tersebut kemudian menempatkan menjadi jajaran orang kaya versi majalah Forbes dengan kekayaan US$ 1,5 miliar tahun 2018.
Meskipun memiliki kehidupan yang serba mewah, Alakija tidak pernah berhenti melihat ke bawah. Wanita 68 tahun itu melalui Yayasan Rose of Sharon yang didirikan pada 2008, dia telah membantu ribuan anak yatim dan janda dan memberikan banyak beasiswa. Melalui perusahaan dan mitra bisnisnya, dia telah membantu lebih dari 10.000 mahasiswa kedokteran dan teknik di Nigeria.
Perusahaannya merupakan sponsor utama skema beasiswa medis dan teknik Agbami, salah satu skema beasiswa paling andal di Nigeria dengan lebih dari seribu orang setiap tahun sebagai penerima manfaat.
Pada 2014 ia juga menyumbangkan sejumlah besar uang kepada Ibrahim Badamasi Babangida University Lapai, Universitas Negeri Nigeria. Alakija juga mendirikan Skema Beasiswa Folorunsho Alakija (FASS) yang secara konsisten telah membantu sejumlah besar orang miskin Nigeria yang tidak mampu mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas.
Dia juga banyak berkontribusi ke sektor-sektor lain. Misalnya ketika dia ditunjuk sebagai wakil organisasi ketika pemerintah federal Nigeria meresmikan Dewan Warisan Nasional dan Endowment for the Arts. Lembaga ini untuk melindungi situs warisan baru yang merupakan aset unik yang ingin dilestarikan dan mempromosikan Nigeria.
(Selesai)