Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kedua kalinya dalam dua bulan pada Rabu (29/10/2025), membahas isu-isu strategis perdagangan dan keamanan yang akan menentukan arah aliansi kedua negara yang telah terjalin selama 72 tahun.
Pertemuan ini berlangsung menjelang KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Gyeongju, Korea Selatan, yang kemungkinan besar tidak akan dihadiri oleh Trump. Berikut isu-isu utama yang menjadi sorotan:
Baca Juga: Tibet Tutup Akses ke Gunung Everest Akibat Salju Lebat di Luar Musim
Perdagangan
Harapan Korea Selatan untuk mencapai kesepakatan penghapusan tarif impor AS atas produk-produk Korea tampaknya pupus, setelah negosiasi kedua pihak menemui jalan buntu terkait komitmen investasi senilai US$350 miliar.
Trump menuntut agar dana tersebut dibayarkan secara tunai atau dalam bentuk ekuitas “di muka”, sementara Seoul bersikeras bahwa sebagian besar investasi itu akan berbentuk pinjaman dan jaminan kredit bagi perusahaan Korea yang membuka fasilitas di AS.
Lee memperingatkan bahwa pembayaran tunai sebesar itu akan mengguncang pasar keuangan Korea Selatan.
Baca Juga: Belanda Gelar Pemilu Rabu (29/10), Ini Kandidat Utama yang akan Gantikan Dick Schoof
Pertahanan dan Energi Nuklir
Trump kembali menekan Seoul untuk membayar lebih besar atas kehadiran pasukan AS, sekitar 10 kali lipat dari kesepakatan tahun 2026 yang bernilai 1,5 triliun won (US$1,06 miliar).
Ia juga mendesak sekutu-sekutu AS agar meningkatkan anggaran pertahanan hingga 3,5% dari PDB, sementara Korea Selatan baru mencapai 2,3%.
AS dikabarkan ingin memperluas peran 28.500 pasukan AS di Semenanjung Korea agar tidak hanya berfokus pada ancaman Korea Utara, tetapi juga pada ketegangan dengan China.
Seoul juga berupaya merevisi perjanjian nuklir sipil dengan Washington agar dapat melakukan pengayaan uranium dan pemrosesan ulang bahan bakar nuklir untuk tujuan energi.
Baca Juga: Apa Itu APEC? Saat Para Pemimpin Asia-Pasifik Berkumpul di Korea Selatan
Korea Utara
Meski kedua negara sepakat soal tujuan denuklirisasi, Trump menyebut Korea Utara sudah menjadi “kekuatan nuklir”, menandakan kemungkinan perubahan pendekatan.
Lee berkomitmen menghidupkan kembali dialog dengan Pyongyang dan menyebut Trump sebagai figur ideal untuk membujuk Kim Jong Un.
Trump menyatakan siap bertemu Kim selama kunjungan ke Asia pekan ini, meski belum ada tanggapan resmi dari Pyongyang.
Baca Juga: Ekonomi Korea Selatan Tumbuh 1,2% di Kuartal III-2025, Tercepat dalam 1,5 Tahun
Visa Pekerja Korea Selatan
AS berjanji memperbaiki akses visa bagi pekerja Korea Selatan yang ditugaskan membangun dan mengelola fasilitas investasi di AS, setelah lebih dari 300 pekerja Hyundai ditangkap oleh otoritas imigrasi AS.
Namun, sejauh ini belum ada solusi konkret, dan banyak perusahaan Korea masih mengandalkan celah administratif dalam proses imigrasi AS.













