Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah sejak lama dinantikan. Pada bulan Juni nanti, keduanya akan bertatap muka untuk pertama kalinya sejak Biden naik tahta. Hubungan kedua negara diharapkan bisa membaik.
Setelah sejumlah kabar beredar, Joe Biden dan Vladimir Putin akan secara resmi mengadakan pertemuan langsung di Jenewa, Swiss, pada tanggal 16 Juni mendatang. Kepastian ini disampaikan oleh pihak Gedung Putih dan Kremlin pada hari Selasa (25/5).
Pertemuan kedua pemimpin ini dipastikan akan menjadi sorotan dunia mengingat hubungan kedua negara yang kurang harmonis, didorong oleh sejumlah masalah seperti dugaan campur tangan pemilu, serangan siber, kasus HAM, hingga konflik di Ukraina.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Presiden Biden tidak takut menghadapi "musuh" dengan menggunakan momen diplomasi langsung seperti yang akan dilakukan bulan depan.
"Presiden AS akan menyampaikan bidang-bidang yang menjadi perhatiannya dan mencari bidang-bidang peluang untuk bekerja sama di bidang-bidang di mana kita memiliki kesepakatan bersama," ungkap Psaki, seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Amerika dan Rusia sama-sama gelar latihan militer besar-besaran di Balkan
Dari Kremlin, disampaikan bahwa kedua pemimpin akan membahas hubungan bilateral, masalah terkait stabilitas nuklir strategis, dan masalah lain termasuk kerja sama dalam perang melawan Covid-19 dan konflik regional.
Pihak Gedung Putih untuk saat ini belum menyebut pertemuan ini sebagai upaya perbaikan hubungan, seperti yang banyak dilakukan presiden sebelumnya.
Sebaliknya, para pejabat AS menilai pertemuan langsung ini sebagai kesempatan untuk menjauhkan hubungan kedua negara setelah sebelumnya sempat didekatkan oleh Donald Trump.
Para pejabat Rusia mengatakan kepada Reuters bahwa mereka menganggap KTT itu sebagai kesempatan untuk mendengarkan secara langsung pendapat Biden. Rusia sejauh ini menerima banyak kabar, namun tidak datang langsung dari Biden.
Terjadi di tengah ketegangan
Hubungan AS dan Rusia memburuk ketika Rusia dituding tekah ikut campur dalam pemilu AS dengan melancarkan serangkaian serangan siber yang mengacaukan jaringan data AS.
Baca Juga: Joe Biden percaya diri bisa bertemu dengan Vladimir Putin dalam waktu dekat
Biden juga telah berulang kali meminta Rusia untuk berhenti mengancam kedaulatan Ukraina dan membebaskan kritikus Kremlin Alexei Navalny yang dipenjara.
Putin memandang tekanan AS atas Navalny dan dukungannya terhadap aktivis pro-demokrasi di Rusia dan Belarusia sama saja dengan mencampuri urusan dalam negeri Rusia.
Rusia juga tidak senang dengan sanksi AS terkait tuduhan mencampuri pemilu AS 2020, peretasan siber, penindasan terhadap Ukraina, dan dugaan tindakan jahat lainnya yang dibantah oleh Rusia.
Berdasarkan sanksi itu, pemerintah AS memasukkan perusahaan Rusia ke dalam daftar hitam, mengusir diplomat Rusia, dan melarang bank AS membeli obligasi pemerintah dari bank sentral Rusia, dana kekayaan nasional, dan Kementerian Keuangan.
Pemerintah Biden juga menyuarakan keprihatinan tentang penumpukan pasukan Rusia di Krimea dan di sepanjang perbatasan dengan Ukraina, yang telah menimbulkan kekhawatiran AS tentang kemungkinan invasi.