Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin kembali mengalami penurunan harga untuk hari ketiga berturut-turut, dengan nilai BTC sempat menyentuh level US$82.256 sebelum akhirnya menemukan sedikit dorongan dari pembeli.
Tren ini menandai fase koreksi yang paling signifikan sejak November 2024, dengan potensi penurunan lebih lanjut sebelum pasar mencapai titik stabil.
Tekanan Jual Berlanjut, Bitcoin Berisiko Kembali ke Zona US$70.000
Harga Bitcoin (BTC) turun drastis dan semakin mendekati zona psikologis US$70.000, yang meningkatkan ketakutan di kalangan investor. Indikator Crypto Fear & Greed Index kini berada di level 21, yang dikategorikan sebagai "extreme fear", atau tingkat ketakutan ekstrem di pasar kripto.
Analis pasar independen Scott Melker menyoroti adanya divergensi bullish dalam grafik Bitcoin, yang menunjukkan potensi pembalikan arah.
Baca Juga: Bitcoin Longsor di Bawah US$85.000! Panik atau Peluang Emas untuk Trader?
“RSI yang oversold masih menunjukkan kemungkinan pembalikan arah. Namun, kita masih perlu melihat formasi candle yang lebih jelas untuk mengonfirmasi ini,” tulis Melker dalam analisisnya.
Sementara beberapa investor melihat kondisi ini sebagai peluang beli, tekanan jual yang terus terjadi membuat banyak analis belum berani menyatakan bahwa Bitcoin telah mencapai titik terendah dari tren koreksinya.
Faktor yang Memicu Penurunan Bitcoin
Selain sentimen negatif di pasar kripto, penurunan Bitcoin juga diperparah oleh beberapa faktor eksternal:
-
Outflow Besar dari Spot Bitcoin ETF
- Data dari Velo menunjukkan bahwa outflow miliaran dolar dari Spot Bitcoin ETF menjadi salah satu penyebab utama tekanan jual.
- Investor institusional tampaknya mulai mengurangi eksposur mereka terhadap BTC di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar.
-
Kondisi Pasar Saham AS yang Melemah
- Indeks S&P 500 mengalami koreksi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana penerapan tarif 25% terhadap Uni Eropa.
- Sentimen pasar semakin negatif setelah pemerintahan Trump mengeluarkan memo kepada lembaga federal terkait rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
-
Tekanan Makroekonomi Global
- Ketidakpastian kebijakan perdagangan AS dan Eropa turut memperburuk kondisi pasar, memicu aksi jual tidak hanya di pasar saham tetapi juga di aset digital seperti Bitcoin.
Baca Juga: Bitcoin Longsor di Bawah US$90.000! Bahaya Buy the Dip, Tren Bearish Masih Mengintai
Bagaimana Prediksi Pergerakan Harga Bitcoin?
Meskipun beberapa analis melihat kondisi saat ini sebagai peluang pembelian jangka panjang, belum ada kepastian apakah tekanan jual telah berakhir.
Sejumlah trader memperkirakan bahwa Bitcoin masih bisa turun ke kisaran US$80.000 - US$71.000 sebelum pasar menemukan keseimbangan baru. Level ini menjadi area support kritis yang dapat menentukan arah pergerakan BTC dalam beberapa minggu ke depan.
Dengan volatilitas yang masih tinggi, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama di tengah ketidakpastian makroekonomi yang terus berkembang.