kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.764.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Bitcoin Menuju US$65.000? Trader Masih Ragu dan Bersiap Hadapi Kejatuhan


Sabtu, 22 Maret 2025 / 18:14 WIB
Bitcoin Menuju US$65.000? Trader Masih Ragu dan Bersiap Hadapi Kejatuhan
ILUSTRASI. Harga Bitcoin kembali mengalami volatilitas tinggi, dengan rebound sebesar 14% setelah sempat anjlok ke level terendah di kisaran US$76.600


Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami volatilitas tinggi, dengan rebound sebesar 14% setelah sempat anjlok ke level terendah dalam empat bulan di kisaran US$76.600 pada 11 Maret. Namun, harga BTC masih turun sekitar 25% dari level tertinggi sepanjang masa di sekitar US$110.000, yang dianggap sebagai koreksi wajar dalam tren pasar bullish.

Meskipun demikian, beberapa analis memperkirakan bahwa tekanan jual terhadap Bitcoin masih akan berlanjut dalam waktu dekat.

Indikasi "Dark Cloud Cover" dan Potensi Tren Bearish

Bitcoin menghadapi tekanan jual baru setelah gagal menembus level resistensi di US$87.470. Pola "dark cloud cover" memperkuat indikasi tren turun, menurut analisis yang dibagikan oleh GDXTrader di platform X (sebelumnya Twitter).

Baca Juga: Bitcoin Bertahan di Atas US$ 80.000 Pasca Keputusan Suku Bunga The Fed

Pola "dark cloud cover" muncul ketika sebuah candle hijau yang kuat diikuti oleh candle merah yang dibuka lebih tinggi dari penutupan sebelumnya tetapi ditutup di bawah titik tengah dari candle hijau tersebut. Pergeseran sentimen ini menandakan bahwa upaya pembeli untuk mendorong harga lebih tinggi dikalahkan oleh tekanan jual, yang sering kali berujung pada penurunan lebih lanjut.

GDXTrader juga mencatat bahwa kegagalan Bitcoin untuk bertahan di zona resistensi US$90.000-US$93.000 menunjukkan kurangnya keyakinan dari para pembeli. Selama harga tidak mampu menembus level ini secara meyakinkan, tekanan bearish kemungkinan akan tetap dominan.

Risiko Penurunan Menuju US$65.000

Analisis dari trader populer CrediBULL Crypto menunjukkan bahwa Bitcoin mengalami "penolakan sempurna" setelah menguji zona resistensi di US$86.000-US$88.000.

Bitcoin sebelumnya berusaha untuk menembus zona suplai lokal yang ditandai dengan warna merah, tetapi gagal bertahan di atasnya, seperti yang diilustrasikan oleh lingkaran oranye pada grafik yang dibagikan.

Kegagalan ini meningkatkan kemungkinan penurunan lebih lanjut ke level support yang lebih rendah di kisaran US$77.000-US$79.000 pada bulan Maret. Sebelumnya, area ini telah menjadi titik pantul bagi harga Bitcoin, tetapi jika support ini ditembus, maka ada potensi pergerakan lebih dalam menuju kisaran US$65.000-US$74.000 pada bulan April.

Baca Juga: Harga Altcoin Meningkat, Bitcoin Tetap Jadi Pilihan

Pola Bear Flag dan Korelasi dengan Pasar Ekuitas

Menurut analis CryptOpus, Bitcoin saat ini menunjukkan korelasi yang erat dengan pasar ekuitas tradisional, khususnya S&P 500 (SPX) dan Nasdaq 100 (NDX). Kedua indeks ini sedang membentuk pola "bear flag," yang biasanya mengindikasikan potensi kelanjutan tren turun.

Pola "bear flag" terjadi ketika harga mengalami konsolidasi ke atas dalam saluran paralel naik, tetapi kemudian menembus garis tren bawah dan jatuh dengan besaran yang setara dengan tinggi tren turun sebelumnya. Dalam kasus Bitcoin, level US$84.000 bertindak sebagai support garis tren bawah. Jika harga turun di bawah level ini, maka Bitcoin berisiko mengalami penurunan lebih lanjut menuju US$72.000.

Selain itu, meningkatnya korelasi antara Bitcoin dan ekuitas dikaitkan dengan berkurangnya sentimen risiko global, yang dipicu oleh ketidakpastian ekonomi serta kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump. Arthur Breitman, salah satu pendiri Tezos, bahkan menyebut potensi resesi AS sebagai salah satu risiko eksternal terbesar bagi pasar kripto saat ini.

Selanjutnya: Jadwal Buka Puasa di Kota Banda Aceh Sabtu (22/3) Ramadhan 2025

Menarik Dibaca: Ini Panduan Praktis Mengelola Anggaran Keuangan Anda Secara Efektif


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×