Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Inflasi harga grosir Jepang tercatat stabil di level 2,7% pada September 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Angka ini tidak berubah dari bulan sebelumnya dan sedikit lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 2,5%, menandakan tekanan biaya masih persisten di tingkat produsen.
Baca Juga: Yen Jepang (JPY) Tertekan ke Level Terendah dalam Delapan Bulan
Data dari Bank of Japan (BOJ) menunjukkan indeks harga barang korporasi (Corporate Goods Price Index atau CGPI) tetap tinggi, didorong oleh kenaikan harga makanan dan minuman sebesar 4,7% secara tahunan.
Sementara harga barang pertanian termasuk beras melonjak 30,5%, meski melambat dibandingkan lonjakan 41% pada Agustus.
Di sisi lain, indeks harga impor berbasis yen turun 0,8% secara tahunan, melambat dari penurunan 3,9% pada Agustus.
BOJ menjadikan data harga grosir sebagai salah satu indikator awal untuk memantau arah inflasi konsumen, yang menjadi acuan utama kebijakan moneternya.
Baca Juga: Ekonomi Tumbuh Moderat, Bank of Japan Mempertahankan Proyeksi Ekonomi untuk 8 Wilayah
Setelah keluar dari kebijakan stimulus besar-besaran dan menaikkan suku bunga menjadi 0,5% pada Januari lalu, BOJ kini berhati-hati menentukan langkah lanjutan.
Meski inflasi konsumen telah bertahan di atas 2% selama lebih dari tiga tahun, Gubernur BOJ Kazuo Ueda menegaskan bahwa kenaikan suku bunga berikutnya harus didasarkan pada permintaan domestik yang kuat, bukan sekadar dorongan biaya bahan baku.