kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Bukan Kecerdasan atau Etika Kerja, Berikut Kunci Sukses Anak yang Kerap Dilupakan


Selasa, 22 Juli 2025 / 05:20 WIB
Bukan Kecerdasan atau Etika Kerja, Berikut Kunci Sukses Anak yang Kerap Dilupakan
ILUSTRASI. Orang tua menemami anak anak bermain di Lego Playground Interaktif di Mall Gandari City Jakarta, Selasa (17/6/20205). Ada satu keterampilan fundamental yang sering diabaikan, padahal sangat menentukan keberhasilan anak yaitu kesadaran diri sendiri.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Kabar baiknya, menumbuhkan koneksi diri tidak memerlukan perubahan besar dalam gaya pengasuhan. Beberapa langkah kecil berikut dapat memberikan dampak besar

1. Validasi emosi mereka

Hindari mengatakan “Kamu baik-baik saja.” Alih-alih, cobalah, “Itu menjengkelkan, ya? Aku di sini.” Validasi menunjukkan bahwa emosi anak itu nyata dan boleh dirasakan.

Baca Juga: Bukan Uang, Ini Kunci Sukses Warren Buffett yang Sering Diabaikan

2. Terima mereka apa adanya

Berikan ruang bagi emosi kompleks, pertanyaan sulit, dan keunikan pribadi anak. Saat mereka merasa diterima secara utuh, mereka membangun rasa harga diri yang kokoh.

3. Kurangi pengaturan berlebihan

Memberi anak pilihan sesuai usianya seperti memilih pakaian atau menentukan aktivitas sore, mendorong mereka mengenali suara hati dan membangun ketahanan melalui pengalaman langsung.

4. Jadilah contoh koneksi diri

Tunjukkan cara Anda mengenali dan merespons emosi sendiri, misalnya dengan mengatakan, “Aku merasa kewalahan. Aku butuh menarik napas dalam-dalam.” Ini mengajarkan bahwa emosi bukan ancaman, melainkan sinyal yang perlu dikenali dan direspons.

Baca Juga: Ketekunan Jadi Kunci Sukses Masa Depan, Ini Cara Melatih Anak Agar Lebih Tekun

5. Gunakan bahasa yang membangun kesadaran, bukan rasa malu

Ganti pertanyaan seperti “Kenapa kamu melakukan itu?” dengan “Apa yang kamu rasakan saat itu?” Nada yang penuh rasa ingin tahu membantu anak mengembangkan refleksi diri.

6. Pahami makna di balik perilaku

Ketika anak marah, fokuslah pada pesan di balik perilaku: Apakah mereka merasa kesepian, tak berdaya, atau tidak didengar? Menanggapi kebutuhan tersebut menunjukkan bahwa mereka bukan “nakal”, melainkan sedang berjuang mengekspresikan diri.

Baca Juga: Orangtua Jangan Ikut Marah saat Anak Tantrum, Ini 7 Cara Mengatasi Anak Tantrum

7. Rayakan siapa mereka, bukan hanya pencapaiannya

Alih-alih hanya memuji hasil, perhatikan dan hargai kualitas seperti empati atau rasa ingin tahu. Ucapan seperti “Kamu sangat perhatian dengan temanmu” memperkuat keyakinan bahwa mereka dicintai karena siapa mereka, bukan semata-mata karena apa yang mereka lakukan.

Kesimpulan

Koneksi diri adalah keterampilan dasar yang berperan besar dalam membentuk ketahanan, kepercayaan diri, dan kesehatan mental anak dalam jangka panjang. 

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru BUMN Bank BTN Maret 2025, Cek Posisi yang Dibuka

Dengan pendekatan yang sederhana namun konsisten, orang tua dapat menumbuhkan hubungan yang sehat antara anak dan dirinya sendiri—sebuah bekal penting untuk menghadapi kehidupan.


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×