kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   19.000   0,99%
  • USD/IDR 16.330   14,00   0,09%
  • IDX 7.345   -53,46   -0,72%
  • KOMPAS100 1.030   -14,36   -1,37%
  • LQ45 782   -6,67   -0,85%
  • ISSI 245   -3,19   -1,29%
  • IDX30 405   -3,55   -0,87%
  • IDXHIDIV20 467   0,58   0,12%
  • IDX80 116   -1,36   -1,15%
  • IDXV30 118   -0,58   -0,49%
  • IDXQ30 130   -0,02   -0,02%

Bukan Kecerdasan atau Etika Kerja, Berikut Kunci Sukses Anak yang Kerap Dilupakan


Selasa, 22 Juli 2025 / 05:20 WIB
Bukan Kecerdasan atau Etika Kerja, Berikut Kunci Sukses Anak yang Kerap Dilupakan
ILUSTRASI. Orang tua menemami anak anak bermain di Lego Playground Interaktif di Mall Gandari City Jakarta, Selasa (17/6/20205). Ada satu keterampilan fundamental yang sering diabaikan, padahal sangat menentukan keberhasilan anak yaitu kesadaran diri sendiri.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Banyak orang tua menghabiskan waktu dan energi untuk membantu anak-anak mereka berhasil secara lahiriah, mengajari mereka berbicara, membentuk rutinitas, hingga menanamkan perilaku baik. 

Namun, ada satu keterampilan fundamental yang sering diabaikan, padahal sangat menentukan keberhasilan anak dalam hidup: self-connection atau kesadaran akan diri sendiri.

Apa Itu Koneksi Diri?

Melansir CNBC Internasional, Senin (21/7/2025), kesadaran akan diri sendiri atau koneksi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan menyelaraskan diri dengan emosi, kebutuhan, serta suara hatinya. 

Baca Juga: Perempuan Cerdas Atur Keuangan Jadi Kunci Hidup Nyaman di 2025

Anak-anak yang memiliki koneksi diri cenderung merasa aman dengan dirinya sendiri. 

Mereka membawa rasa berharga itu ke dalam setiap relasi, tantangan, dan keputusan dalam hidup. 

Sebaliknya, ketiadaan koneksi diri dapat merusak harga diri, meningkatkan kecemasan, dan membuat anak menarik diri secara emosional.

Berdasarkan penelitian terhadap lebih dari 200 hubungan orang tua-anak ditemukan bahwa jika ada satu keterampilan utama yang harus diajarkan kepada anak, maka itu adalah koneksi diri.

Dampak Hilangnya Koneksi Diri

Hilangnya koneksi diri sering kali terjadi secara tidak disadari melalui interaksi sehari-hari yang bermaksud baik, tetapi menyampaikan pesan yang keliru.

Misalnya, saat seorang anak menangis karena mainannya diambil, lalu orang tua berkata, “Kamu baik-baik saja. Ini bukan masalah besar.” 

Baca Juga: 5 Pelajaran Hidup dari Legenda Investasi: Kunci Sukses di Keuangan dan Kehidupan

Pesan yang tertanam di benak anak adalah bahwa perasaannya tidak penting.

Contoh lain, saat anak mengungkapkan rasa takut, orang tua mungkin menjawab, “Tidak ada yang perlu ditakutkan.” 

Ini bisa membuat anak berpikir bahwa perasaan takutnya tidak valid dan bahwa ia tidak bisa mempercayai perasaannya sendiri. 

Jika terus-menerus terjadi, pesan-pesan semacam ini dapat mengikis kemampuan anak untuk memahami dan mempercayai dirinya sendiri.

Manfaat Koneksi Diri dalam Perkembangan Anak

1. Ketahanan emosional

Anak yang mampu mengenali dan memahami perasaannya akan lebih siap menghadapi stres, penolakan, dan tantangan emosional tanpa kehilangan rasa percaya diri.

2. Kemampuan menetapkan batas sehat

Anak-anak yang terhubung dengan dirinya sendiri lebih mudah mempercayai instingnya dan berani bersuara ketika merasa tidak nyaman, serta lebih kecil kemungkinannya terpengaruh tekanan sosial negatif.

Baca Juga: Kunci Sukses di Keuangan dan Hidup dari 5 Legenda Investasi Dunia

3. Kepercayaan diri yang autentik

Kepercayaan diri sejati tidak dibangun dari pujian atau prestasi semata, melainkan dari kesadaran akan siapa diri mereka dan keberanian untuk menjadi diri sendiri dalam berbagai situasi.

4. Perlindungan terhadap gangguan mental

Rasa percaya diri yang sehat menjadi benteng yang efektif terhadap kecemasan, keraguan diri, serta dorongan mencari validasi dari lingkungan yang tidak sehat.

Cara Menumbuhkan Koneksi Diri pada Anak

Kabar baiknya, menumbuhkan koneksi diri tidak memerlukan perubahan besar dalam gaya pengasuhan. Beberapa langkah kecil berikut dapat memberikan dampak besar

1. Validasi emosi mereka

Hindari mengatakan “Kamu baik-baik saja.” Alih-alih, cobalah, “Itu menjengkelkan, ya? Aku di sini.” Validasi menunjukkan bahwa emosi anak itu nyata dan boleh dirasakan.

Baca Juga: Bukan Uang, Ini Kunci Sukses Warren Buffett yang Sering Diabaikan

2. Terima mereka apa adanya

Berikan ruang bagi emosi kompleks, pertanyaan sulit, dan keunikan pribadi anak. Saat mereka merasa diterima secara utuh, mereka membangun rasa harga diri yang kokoh.

3. Kurangi pengaturan berlebihan

Memberi anak pilihan sesuai usianya seperti memilih pakaian atau menentukan aktivitas sore, mendorong mereka mengenali suara hati dan membangun ketahanan melalui pengalaman langsung.

4. Jadilah contoh koneksi diri

Tunjukkan cara Anda mengenali dan merespons emosi sendiri, misalnya dengan mengatakan, “Aku merasa kewalahan. Aku butuh menarik napas dalam-dalam.” Ini mengajarkan bahwa emosi bukan ancaman, melainkan sinyal yang perlu dikenali dan direspons.

Baca Juga: Ketekunan Jadi Kunci Sukses Masa Depan, Ini Cara Melatih Anak Agar Lebih Tekun

5. Gunakan bahasa yang membangun kesadaran, bukan rasa malu

Ganti pertanyaan seperti “Kenapa kamu melakukan itu?” dengan “Apa yang kamu rasakan saat itu?” Nada yang penuh rasa ingin tahu membantu anak mengembangkan refleksi diri.

6. Pahami makna di balik perilaku

Ketika anak marah, fokuslah pada pesan di balik perilaku: Apakah mereka merasa kesepian, tak berdaya, atau tidak didengar? Menanggapi kebutuhan tersebut menunjukkan bahwa mereka bukan “nakal”, melainkan sedang berjuang mengekspresikan diri.

Baca Juga: Orangtua Jangan Ikut Marah saat Anak Tantrum, Ini 7 Cara Mengatasi Anak Tantrum

7. Rayakan siapa mereka, bukan hanya pencapaiannya

Alih-alih hanya memuji hasil, perhatikan dan hargai kualitas seperti empati atau rasa ingin tahu. Ucapan seperti “Kamu sangat perhatian dengan temanmu” memperkuat keyakinan bahwa mereka dicintai karena siapa mereka, bukan semata-mata karena apa yang mereka lakukan.

Kesimpulan

Koneksi diri adalah keterampilan dasar yang berperan besar dalam membentuk ketahanan, kepercayaan diri, dan kesehatan mental anak dalam jangka panjang. 

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru BUMN Bank BTN Maret 2025, Cek Posisi yang Dibuka

Dengan pendekatan yang sederhana namun konsisten, orang tua dapat menumbuhkan hubungan yang sehat antara anak dan dirinya sendiri—sebuah bekal penting untuk menghadapi kehidupan.

Selanjutnya: BYD Jual 14.000 Mobil Listrik Semester 1 2025, Cek Harga Dolphin Atto M6 Denza Juli

Menarik Dibaca: Begini Cara Nabung Setiap Bulan yang Efektif, Terutama untuk Kebutuhan Keluarga




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×