Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Bursa saham China dan Hong Kong kompak melemah pada perdagangan Selasa (14/10/2025), tertekan aksi ambil untung investor dan meningkatnya kekhawatiran atas ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas.
Indeks Shanghai Composite ditutup turun 0,6% ke level 3.865,23, setelah sempat menguat hingga 0,7% di awal sesi. Sementara itu, indeks saham unggulan CSI300 berakhir melemah 1,2%.
Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah ke 8.066,5, PGEO, BRPT, INCO Jadi Top Losers LQ45 pada Hari Ini
Di Hong Kong, Hang Seng Index anjlok 1,7% ke 25.441,35, memperpanjang penurunan menjadi tujuh hari beruntun, tren terpanjang sejak Januari 2024.
Indeks teknologi kota tersebut bahkan sempat merosot hingga 4%, mencatatkan hari terburuk sejak April.
Tekanan jual semakin kuat di sesi siang setelah muncul babak baru dalam perang dagang.
Beijing menjatuhkan sanksi terhadap anak usaha perusahaan galangan kapal Korea Selatan yang terkait dengan AS, tak lama setelah China dan AS sama-sama mengumumkan rencana menerapkan biaya tambahan untuk kapal masing-masing.
“Pasar terlalu optimistis kemarin, jadi hari ini terjadi koreksi wajar,” ujar Jason Chan, Senior Investment Strategist di Bank of East Asia, yang memperkirakan pelemahan akan berlanjut dalam jangka pendek.
Baca Juga: AS-China Memanas, Bursa Asia Anjlok ke Level Terendah 2 Pekan pada Selasa (14/10)
Chan menambahkan, sebagian investor khawatir sekutu-sekutu AS dapat ikut memperluas tekanan terhadap China, yang berpotensi memicu konflik dagang lebih luas dan berkepanjangan.
Selain itu, langkah pemerintah Belanda mengambil alih kendali atas produsen chip milik China, Nexperia, juga menambah kekhawatiran terhadap ketegangan di sektor teknologi dan keamanan global, sehingga membebani sentimen terhadap aset teknologi China.
Sektor teknologi menjadi yang paling terpukul pada hari Selasa, dengan CSI Semiconductor Industry Index turun 6,9%, dan CSI Artificial Intelligence Index melemah 5,1%.
Saham Wingtech Technology, pemilik Nexperia, bahkan anjlok 10% menyentuh batas penurunan harian.
Sebaliknya, sektor-sektor defensif justru menguat di tengah merosotnya selera risiko. Indeks asuransi dan produsen minuman keras masing-masing naik hampir 3%, sementara saham perbankan bertambah 2,5%.
Baca Juga: Wacana Skema DMO Emas, Pemerintah Diminta Pastikan Tak Rugikan Pelaku Usaha
Ada sedikit harapan untuk meredanya ketegangan setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa Presiden Donald Trump masih dijadwalkan bertemu Presiden Xi Jinping di Korea Selatan pada akhir Oktober.
“Aksi jual terbaru menunjukkan konflik dagang timbal balik AS–China tidak akan berakhir mudah, dan dapat terus menekan pasar menjelang pertemuan Trump dan Xi,” kata Jeff Mei, COO perusahaan teknologi blockchain BTSE.