Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif global sedang terfokus pada produsen kendaraan listrik (EV) asal Tiongkok seperti BYD, yang berhasil menggemparkan pasar dengan produk EV mereka yang memiliki harga jauh lebih rendah dibandingkan para pesaingnya.
Salah satu model yang menarik perhatian adalah BYD Atto 3, SUV listrik yang diluncurkan di Jepang pada Januari 2023 dengan harga sekitar ¥4,4 juta (sekitar US$30.000). Hal ini memicu pertanyaan dari para pengamat: bagaimana mungkin kendaraan listrik seperti ini bisa diproduksi dengan biaya yang begitu rendah?
Perkembangan EV di Jepang dan Peluncuran BYD Atto 3
Mengutip electrek.co, sejak peluncuran Atto 3, BYD menambahkan dua model terlaris lainnya ke lini produknya di Jepang, yakni Dolphin dan Seal, masing-masing dengan harga ¥3,63 juta (US$24.500) dan ¥5,28 juta (US$33.000).
Model Seal, yang sering disebut sebagai jawaban BYD terhadap Tesla Model 3, langsung menjadi EV impor terlaris di Jepang pada Agustus 2023, hanya dua bulan setelah peluncurannya pada Juni.
Baca Juga: Persaingan Mobil Hybrid di Indonesia Semakin Ketat, Ada Merek Apa Saja?
Untuk memahami bagaimana BYD dan produsen EV asal Tiongkok lainnya mampu menawarkan harga yang kompetitif, Biro Perdagangan dan Ekonomi Jepang Tengah mengadakan seminar pada awal Oktober 2024.
Seminar ini dihadiri oleh sekitar 70 perusahaan suku cadang otomotif Jepang dan menampilkan lebih dari 90.000 suku cadang dari 16 kendaraan listrik asing, termasuk BYD Atto 3.
Pembongkaran BYD Atto 3: Mengungkap Rahasia Biaya Rendah
Salah satu sorotan dalam acara tersebut adalah pembongkaran BYD Atto 3. Meskipun kendaraan seperti NIO ET5 dan Tesla Model Y juga ditampilkan, Atto 3 mencuri perhatian dengan pertanyaan utama yang muncul: bagaimana mungkin SUV listrik ini diproduksi dengan biaya serendah itu?
BYD Atto 3, seperti banyak kendaraan listrik lainnya dari BYD, dijual dengan harga mulai dari ¥140.000 (US$20.000) di pasar Tiongkok, sementara model termurahnya, Seagull, dijual dengan harga di bawah ¥69.800 (US$10.000).
Baca Juga: Tesla Model Y Jadi SUV Terlaris di Eropa pada September 2024
Keberhasilan BYD menawarkan harga yang rendah ini disebabkan oleh satu faktor kunci: kemampuan BYD untuk memproduksi sebagian besar komponen kendaraannya secara mandiri.
Keunggulan BYD dalam Produksi Baterai
BYD, yang awalnya memulai sebagai produsen baterai, memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan dalam industri ini. Menurut data dari CnEVPost, BYD adalah produsen baterai kendaraan listrik terbesar kedua di dunia, dengan pangsa pasar global sebesar 16,4% pada sembilan bulan pertama tahun 2024, hanya berada di bawah CATL yang menguasai 37,1%.
Baterai kendaraan listrik umumnya menyumbang lebih dari sepertiga dari total biaya kendaraan. Namun, dengan kemampuan BYD memproduksi baterai secara mandiri, perusahaan ini dapat mengurangi biaya secara drastis, yang pada akhirnya berkontribusi pada harga akhir kendaraan yang lebih kompetitif.
Mengintegrasikan Komponen untuk Efisiensi Biaya
Selain memproduksi baterai, BYD juga memiliki strategi integrasi komponen yang sangat efektif. Contohnya, pada model Dolphin, BYD memproduksi hampir seluruh komponennya sendiri, kecuali untuk jendela dan ban.
Baca Juga: BYD Pimpin Pasar Mobil Listrik Global, Gandakan Penjualan Dibandingkan Tesla
Salah satu teknologi yang diterapkan adalah E-Axle 8-in-1, yang menggabungkan motor, inverter, dan pengurang dalam satu unit, mengurangi jumlah komponen yang dibutuhkan sekaligus menekan biaya produksi.
Integrasi ini tidak hanya membuat proses produksi lebih efisien, tetapi juga menyederhanakan perakitan, yang pada akhirnya mempercepat proses dan menurunkan harga.
Tantangan bagi Produsen Otomotif Jepang
Keberhasilan BYD di Jepang, yang secara bertahap mengungguli produsen lokal seperti Toyota dan Nissan, menghadirkan tantangan baru bagi industri otomotif Jepang. Toyota, misalnya, yang terkenal dengan dominasi di segmen kendaraan hibrida, lambat dalam transisi menuju kendaraan listrik sepenuhnya.
Pada tahun 2024, hanya 97.058 dari 6,6 juta kendaraan yang terjual oleh Toyota adalah kendaraan listrik, yang berarti kurang dari 1,5% dari total penjualan.
Meskipun Toyota berjanji akan mempercepat transisi ke EV dengan teknologi baterai yang lebih maju dan model EV generasi terbaru, kesenjangan biaya yang signifikan antara Toyota dan produsen seperti BYD masih menjadi tantangan besar.
Baca Juga: Debut Pahit Perdagangan Saham Hyundai di Bursa India
Di sisi lain, BYD terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan di pasar global, termasuk di Jepang.
Pada kuartal kedua 2024, BYD berhasil menjual lebih banyak kendaraan dibandingkan dengan Nissan dan Honda, dan mencatat rekor penjualan selama empat bulan berturut-turut hingga September.