Sumber: Bitcoin.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, menyampaikan peringatan bahwa Perang Dunia III mungkin telah dimulai, mengingatkan dunia tentang ancaman geopolitik yang serius dan aliansi yang dapat mengganggu stabilitas global.
Dalam acara di Institute of International Finance, Dimon menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya ketegangan di berbagai wilayah, termasuk Ukraina dan Timur Tengah, yang berpotensi memicu perang global.
Menurut rekaman yang diperoleh oleh Fortune, Dimon menilai bahaya geopolitik sebagai ancaman paling mendesak bagi stabilitas ekonomi, jauh melampaui isu-isu ekonomi Amerika Serikat.
Baca Juga: CEO JPMorgan: Berlebihan Menggunakan TikTok dan Facebook adalah Buang-buang Waktu
Dimon juga mengalihkan perhatian dari masalah ekonomi seperti potensi resesi, menyebutkan bahwa hal tersebut tidak signifikan dibandingkan ancaman geopolitik yang sedang terjadi. Ia menyoroti terbentuknya aliansi antara Rusia, Korea Utara, dan Iran, yang disebutnya sebagai "poros jahat", serta peran yang dimainkan oleh China.
Menurut Dimon, negara-negara tersebut sedang berusaha membongkar tatanan global yang dibangun setelah Perang Dunia II, seperti NATO. "Mereka tidak berbicara tentang menunggu 20 tahun. Jadi, risikonya sangat besar jika Anda membaca sejarah," katanya.
Mengutip artikel dari Washington Post, Dimon menegaskan bahwa, “Perang Dunia III telah dimulai. Anda sudah melihat pertempuran di lapangan yang dikoordinasikan di banyak negara.”
Baca Juga: CEO JPMorgan Peringatkan Nasib Ekonomi AS Berpotensi Lebih Buruk dari Resesi
Ia juga membandingkan situasi saat ini dengan periode sebelum Perang Dunia II, ketika konflik di Cekoslowakia menjadi pemicu yang mengarah pada invasi ke Polandia.
Dimon memperingatkan bahwa dunia tidak boleh bersikap naif dan harus segera mengambil tindakan untuk mencegah eskalasi konflik.
Meski mengungkapkan kekhawatiran mendalam, Dimon mengakui kemungkinan adanya penurunan risiko perang global, dengan menyebut potensi gencatan senjata di Ukraina dan Timur Tengah.
Namun, ia tetap meragukan adanya perbaikan signifikan, seraya menekankan bahwa skenario terburuk tetap harus diantisipasi.
"Saya berbicara tentang risiko bagi kita jika keadaan menjadi buruk. Kita menjalankan skenario yang akan mengejutkan Anda. Saya bahkan tidak ingin menyebutkannya," tambahnya.
Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Daya Ingat Anak, Terapkan Sedini Mungkin Moms
Dimon juga menyoroti ancaman nuklir yang semakin mengkhawatirkan dari Rusia dan negara-negara lain.
Menurutnya, proliferasi senjata nuklir merupakan ancaman yang lebih besar daripada perubahan iklim, karena semakin banyak negara yang memiliki senjata nuklir, risiko bencana besar di kota-kota dunia pun meningkat. Ia menyerukan perlunya kebijakan yang jelas untuk mengatasi ancaman ini.