Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - China telah memulai pembangunan bendungan yang diklaim akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia.
Proyek ini berlokasi di wilayah Tibet, di atas Sungai Yarlung Tsangpo, dan memicu kekhawatiran serius dari India dan Bangladesh yang berada di hilir sungai tersebut.
Perdana Menteri China, Li Qiang, memimpin langsung seremoni peletakan batu pertama pada Sabtu lalu, sebagaimana dilaporkan media lokal.
Bendungan ini, yang dinamai Pembangkit Listrik Tenaga Air Motuo, diproyeksikan menelan biaya sebesar 1,2 triliun yuan (sekitar US\$167 miliar) dan akan melampaui Bendungan Tiga Ngarai dalam kapasitasnya, dengan potensi menghasilkan energi tiga kali lebih besar.
Baca Juga: Bangladesh dan Indonesia Gali Peluang dalam Keuangan Berkelanjutan
China menyatakan bahwa proyek ini dirancang dengan prioritas pada perlindungan ekologi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Namun, sejumlah negara tetangga khawatir atas dampak yang mungkin timbul.
Sungai Yarlung Tsangpo mengalir dari dataran tinggi Tibet menuju India, melintasi negara bagian Arunachal Pradesh dan Assam, sebelum memasuki Bangladesh dan bermuara ke Sungai Siang, Brahmaputra, dan Jamuna. Para pakar menilai proyek ini memberi China potensi kendali atas aliran air lintas batas.
Sebuah laporan dari lembaga kajian Lowy Institute (Australia) tahun 2020 menyebut bahwa kendali atas sungai-sungai di Dataran Tinggi Tibet memberi China pengaruh besar terhadap perekonomian India.
Kekhawatiran juga disuarakan oleh Kepala Menteri Arunachal Pradesh, Pema Khandu. Dalam wawancara dengan kantor berita PTI, ia menyatakan bahwa pembangunan bendungan tersebut bisa menyebabkan penyusutan drastis aliran Sungai Siang dan Brahmaputra.
Baca Juga: Tarif China Berlaku, Ekspor Batu Bara AS ke India Melonjak
Ia menyebut proyek itu sebagai "ancaman eksistensial" bagi suku-suku lokal dan menuduh China dapat menjadikan bendungan sebagai "bom air".
“Jika suatu saat China tiba-tiba melepaskan air dari bendungan itu, seluruh wilayah Siang bisa luluh lantak. Suku Adi dan komunitas lain bisa kehilangan tanah, rumah, bahkan nyawa,” ujarnya.
India sendiri telah menyampaikan kekhawatirannya kepada China melalui Kementerian Luar Negeri dan mendesak adanya transparansi serta konsultasi dengan negara-negara hilir.
India juga berencana membangun bendungan di Sungai Siang sebagai penyangga untuk mengantisipasi pelepasan air secara tiba-tiba dari proyek China.
Baca Juga: Rusia dan China Peringati Kemenangan Perang Dunia II, Dibayangi Perang Ukraina
Bangladesh turut mengungkapkan keprihatinan. Pada Februari lalu, pemerintah Dhaka mengirim surat resmi ke Beijing untuk meminta informasi rinci mengenai pembangunan bendungan tersebut.
Proyek ini dibangun di Ngarai Yarlung Tsangpo yang terkenal sebagai ngarai terdalam dan terpanjang di daratan. Sungai ini membelok tajam di sekitar Gunung Namcha Barwa, menciptakan penurunan elevasi drastis yang memungkinkan pembangkitan energi dalam jumlah besar.