kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.274   -99,00   -0,60%
  • IDX 7.927   68,06   0,87%
  • KOMPAS100 1.113   9,98   0,90%
  • LQ45 829   6,70   0,81%
  • ISSI 265   0,63   0,24%
  • IDX30 429   3,15   0,74%
  • IDXHIDIV20 497   3,62   0,73%
  • IDX80 125   1,07   0,86%
  • IDXV30 133   1,90   1,45%
  • IDXQ30 139   1,18   0,85%

China Bangun Bendungan Terbesar, India Khawatir Perang Air Bakal Pecah


Selasa, 26 Agustus 2025 / 02:52 WIB
China Bangun Bendungan Terbesar, India Khawatir Perang Air Bakal Pecah
ILUSTRASI. Rencana pembangunan bendungan raksasa Tiongkok di Tibet membuat India khawatir. Pasalnya, rencana tersebut diproyeksi akan mengurangi aliran air di sungai besar hingga 85% selama musim kemarau.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Proyek ini juga dapat memitigasi langkah Beijing untuk melepaskan banjir besar ke hilir, kata sumber tersebut.

Berdasarkan dokumen dan sumber tersebut, jika bendungan berada pada tingkat penarikan minimumnya —di mana air disimpan kurang dari 50% dari tingginya— bendungan tersebut akan mampu menyerap sepenuhnya kelebihan air yang dilepaskan dari kebocoran infrastruktur Tiongkok. 

India sedang mempertimbangkan proposal untuk membiarkan 30% bendungannya kosong kapan saja guna mengantisipasi lonjakan air yang tidak terduga, kata dua sumber tersebut.

Sementara itu, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan dalam menanggapi pertanyaan Reuters bahwa proyek-proyek pembangkit listrik tenaga air "telah menjalani penelitian ilmiah yang ketat tentang keselamatan dan perlindungan lingkungan, dan tidak akan berdampak buruk terhadap sumber daya air, ekologi, atau geologi negara-negara hilir."

"Tiongkok selalu menjaga sikap bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pemanfaatan sungai lintas batas, dan telah memelihara komunikasi dan kerja sama jangka panjang dengan negara-negara hilir seperti India dan Bangladesh," tambah juru bicara tersebut.

Kantor Modi dan kementerian India yang bertanggung jawab atas urusan air dan eksternal tidak menanggapi pertanyaan Reuters. Perusahaan pembangkit listrik tenaga air milik negara, NHPC, juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Kementerian Luar Negeri India mengatakan bahwa diplomat tinggi S. Jaishankar menyuarakan kekhawatirannya mengenai bendungan tersebut selama pertemuan dengan mitranya dari Tiongkok pada 18 Agustus. 

Seorang wakil Jaishankar juga mengatakan kepada anggota parlemen pada bulan Agustus bahwa pemerintah sedang menerapkan langkah-langkah untuk melindungi kehidupan dan penghidupan warga di daerah hilir, termasuk pembangunan bendungan.

India sendiri telah dituduh oleh Pakistan, sekutu Tiongkok yang sempat berselisih dengannya pada bulan Mei, telah menjadikan air sebagai senjata. 

Delhi tahun ini menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian pembagian air tahun 1960 dengan Islamabad dan sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan aliran air dari sungai penting lainnya menjauh dari tetangga hilirnya.

Tonton: China Borong Emas Hitam Rusia Usai India Kurangi Pembelian

Sebuah pengadilan internasional telah memutuskan bahwa India harus mematuhi perjanjian tersebut, tetapi Delhi mengatakan panel tersebut tidak memiliki yurisdiksi.

Para pakar internasional dan aktivis juga telah memperingatkan bahwa pembangunan bendungan besar di Tibet dan Arunachal yang aktif secara seismik dapat meningkatkan risiko bagi masyarakat di hilir.

"Bendungan Tiongkok dibangun di zona seismik tinggi dan di zona yang mengalami peristiwa cuaca ekstrem," kata Sayanangshu Modak, pakar hubungan air India-Tiongkok di Universitas Arizona.

Menurutnya, peristiwa cuaca ekstrem semacam ini bisa memicu tanah longsor, tanah longsor lumpur, dan banjir luapan danau glasial. 

"Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan bendungan... kekhawatiran ini sangat beralasan dan India harus bekerja sama dengan Tiongkok," jelasnya.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×