Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Retorika Beijing soal klaim wilayah atas Taiwan semakin mengeras setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyebut kemungkinan respons militer Tokyo jika China menyerang Taiwan.
Media pemerintah China mempublikasikan poster propaganda yang menggambarkan Presiden Taiwan Lai Ching-te dihantam palu raksasa dari utara dan selatan pulau.
Untuk pertama kalinya dalam latihan ini, China mengerahkan kapal serbu amfibi Type 075 yang mampu meluncurkan helikopter serang, kapal pendarat, tank amfibi, dan kendaraan lapis baja secara bersamaan.
Militer China juga merilis video animasi yang menunjukkan robot humanoid dan drone bersenjata menyerang Taiwan.
Baca Juga: Presiden Taiwan Kritik Kultus Pemimpin Kuat saat China Gelar Parade Perang
Taiwan mengatakan lima dari tujuh zona latihan tembak yang ditetapkan China tumpang tindih dengan perairan teritorialnya. Militer Taiwan telah memberi kewenangan bagi pasukan garis depan untuk membalas jika terjadi pelanggaran.
Militer China menyatakan latihan ini bertujuan menguji kemampuan operasi terpadu angkatan laut dan udara untuk “mengendalikan dan menahan” wilayah Taiwan. Simulasi blokade ini menargetkan pelabuhan penting seperti Keelung di utara dan Kaohsiung di selatan.
Sebelumnya, sebuah laporan rancangan Pentagon menyebut China menargetkan kesiapan penuh untuk dapat “bertarung dan menang dalam perang mengenai Taiwan” pada akhir 2027, bertepatan dengan seratus tahun berdirinya PLA.
Baca Juga: China Gelar Patroli di Laut China Selatan, Filipina Diberi Peringatan Keras
Namun, kampanye antikorupsi di tubuh militer memunculkan keraguan terhadap kesiapan tersebut, terutama setelah delapan jenderal dipecat tahun ini dan pendapatan industri pertahanan China dilaporkan turun 10%.
Meski begitu, laporan tersebut menyebut Beijing tetap mempertimbangkan operasi militer jarak jauh hingga 1.500–2.000 mil laut untuk merebut Taiwan dengan kekuatan penuh jika dianggap perlu.













