Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Sanny Cicilia
BEIJING. Bank Sentral China memangkas rasio pencadangan perbankan, Rabu (4/2), sebesar 0,5% menjadi 19,5%. Ini adalah pemangkasan pertama sejak Mei 2010 dan merupakan stimulus baru untuk menambah likuiditas perbankan.
Bank Sentral China tengah berupaya mengalirkan dana ke sektor riil. People's Bank of China (PBoC) berharap, industri perbankan akan mengalirkan likuiditas ke perusahaan-perusahaan kecil, proyek konstruksi dan aktivitas lainnya.
Memang, tahun lalu, bank sentral memangkas rasio pencadangan khusus bagi perbankan yang mengalirkan kredit ke sektor usaha kecil dan menengah serta sektor pertanian. Pemangkasan rasio pencadangan kali ini berlaku bagi seluruh perbankan.
Pemangkasan rasio pencadangan ini akan mengalirkan dana hingga 600 miliar yuan dari perbankan. Bank SentralĀ China menghitung, efek berantai pembebasan dana ini akan menggerakkan 2 triliun yuan hingga 3 triliun yuan dana ke ekonomi China.
Neil Mellor, Currency Strategist Bank of New York Mellon bilang, langkah PBoC ini telah dipertimbangkan masak-masak dan ada kemungkinan pemangkasan lagi. "China menghadapi pekerjaan berat untuk beralih dari ekonomi yang berorientasi komoditas menjadi fokus ke konsumer dan sektor jasa," kata Mellor kepada BBC.
Liu Li-gang, ekonom ANZ mengatakan, PBoC mempertimbangkan faktor eksternal langkah-langkah bank sentral dunia, terutama European Central Bank (ECB) yang mengguyurkan stimulus serta Reserve Bank of Australia yang memangkas suku bunga. "Ini adalah alasan langkah PBoC," kata Liu.
Dia menilai, perangkat kuantitas lebih penting dalam penentuan kebijakan moneter China. "Jika dana mengalir lebih banyak, perbankan menyalurkan kredit lebih banyak," ujar dia.
Liu menambahkan, alasan utama pemangkasan adalah Purchasing Managers' Index sektor manufaktur di China pada Januari lebih rendah dari prediksi. "Jika tidak ada reaksi, kemungkinan pertumbuhan ekonomi China kuartal pertama ini bisa jatuh di bawah 7%," ujar Liu.
Tahun lalu, ekonomi China tumbuh 7,4%. Survei Reuters memprediksi, pertumbuhan ekonomi China tahun ini hanya sekitar 7%.