Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
Alokasi belanja ini termasuk senjata penyerang, kemampuan siber dan sistem pengawasan bawah air berteknologi tinggi. Selama empat tahun, Angkatan Bersenjata Australia (ADF) akan menambah personel sebanyak 800 prajurit. Terdiri dari 650 personel untuk Angkatan Laut, 100 untuk Angkatan Udara, dan 50 prajurit Angkatan Darat.
Menurut Anggaran Belanja Departemen Pertahanan (Dephan) tahun 2019-2020, kekuatan personel ADF diperkirakan tumbuh menjadi 60.090 orang tahun ini didukung staf administrasi sebanyak 16.272 orang.
Anggaran Dephan diperkirakan tumbuh hingga 2% dari produk domestik bruto Australia pada 2020-2021. Atau sekitar A$ 200 miliar selama 10 tahun. Australia akan membeli Rudal Anti-Kapal Jarak Jauh (LRASM) 158-AG dari Angkatan Laut Amerika Serikat, dengan harga A$ 800 juta. Rudal itu memiliki jangkauan lebih dari 370 kilometer, meningkat signifikan dibandingkan kapasitas 124 km dari rudal anti-kapal Harpoon AGM-84 milik Australia yang diluncurkan pada awal tahun 1980-an. Selain itu, anggaran sebesar A$ 9,3 miliar juga akan dialokasikan untuk penelitian dan pengembangan menjadi senjata jarak jauh berkecepatan tinggi, termasuk senjata hipersonik.
Australia juga memperkuat pertahanan dunia maya. Pemerintah akan mengalokasikan A$15 miliar untuk kapasitas perang informasi selama 10 tahun ke depan. Sekitar A$1,3 miliar untuk meningkatkan keamanan dunia maya. Sedangkan anggaran A$7miliar untuk satelit jaringan komunikasi independen, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pertahanan di luar angkasa.