Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ini bentuk perlawanan baru China dalam perang chip dengan Amerika. Yakni, China menghentikan ekspor dua mineral yang dibutuhkan para produsen chip dunia.
Data CNN menunjukkan, pada Agustus, ekspor China atas dua mineral langka yang penting untuk pembuatan semikonduktor turun menjadi nol. Ini terjadi sebulan setelah Beijing memberlakukan pembatasan penjualan ke luar negeri, dengan alasan keamanan nasional.
Melansir CNN yang mengutip data Critical Raw Materials Alliance, China memproduksi sekitar 80% galium dunia dan sekitar 60% germanium. Namun, menurut data bea cukai Tiongkok yang dirilis pada hari Rabu, China tidak menjual unsur apa pun di pasar internasional pada bulan lalu.
Pada bulan Juli, negara ini mengekspor 5,15 metrik ton produk wrought galium dan 8,1 metrik ton produk wrought germanium.
Ketika ditanya tentang kurangnya ekspor bulan lalu, He Yadong, juru bicara kementerian perdagangan China mengatakan pada konferensi pers hari Kamis bahwa departemen tersebut telah menerima permohonan dari perusahaan untuk mengekspor kedua bahan tersebut.
Baca Juga: Inilah Bukti Huawei China Bisa Atasi Sanksi Amerika
Beberapa permohonan telah disetujui, katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pembatasan ini merupakan indikasi China untuk melakukan pembalasan terhadap kontrol ekspor AS, meskipun terdapat kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi, seiring dengan semakin memanasnya perang teknologi.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini sedang bergulat dengan lemahnya permintaan domestik dan krisis perumahan. Bulan lalu, ekspor negara tersebut mengalami penurunan terbesar dalam tiga tahun terakhir, sehingga memberikan pukulan baru terhadap pemulihan negara tersebut.
Para analis mengatakan pembatasan ekspor adalah “pedang bermata dua” yang dapat merugikan perekonomian China dan mempercepat perpindahan rantai pasokan ke luar negeri.
Menurut analis Eurasia Group dalam laporan penelitian bulan Juli, China mungkin menjadi pemimpin industri dalam memproduksi kedua elemen tersebut, namun terdapat produsen alternatif, serta tersedia pengganti untuk kedua bahan tersebut.
Baca Juga: Huawei Akan Merilis Ponsel Pintar 5G di Bulan Depan
Dampak anjloknya ekspor sudah terasa di dalam negeri. Harga galium telah jatuh di China, karena pengendalian ekspor menyebabkan persediaan menumpuk.
Pada hari Kamis, harga spot galium mencapai 1.900 yuan (US$ 260) per metrik ton, turun hampir 20% dari awal Juli, menurut informasi dari Shanghai Metal Market.
Sementara itu, harga spot germanium sedikit meningkat karena terbatasnya pasokan, mencapai 10.050 yuan (US$ 1.376) per metrik ton pada hari Kamis.
Beberapa perusahaan kantongi izin ekspor
Mengutip Reuters, Kementerian Perdagangan China mengatakan, beberapa perusahaan China telah memperoleh izin ekspor untuk produk galium dan germanium.
Kementerian telah menyetujui permohonan dari beberapa perusahaan yang memenuhi persyaratan yang relevan, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri He Yadong pada konferensi pers rutin. Dia bilang, masih banyak lagi perusahaan yang sedang ditinjau.
China mengumumkan pembatasan ekspor dua mineral tersebut pada bulan Agustus. Ini adalah serangan terbaru dari meningkatnya perang antara Beijing dan Washington terkait akses terhadap bahan yang digunakan dalam pembuatan microchip berteknologi tinggi.
Peraturan baru ini mewajibkan eksportir produk germanium dan galium untuk mendapatkan izin ekspor untuk barang dan teknologi yang memiliki kegunaan ganda, atau barang dan teknologi yang memiliki potensi penggunaan militer dan sipil.
Baca Juga: Warga China Bingung, Pilih Apple atau Huawei?
Kementerian Perdagangan menyatakan telah menerima beberapa permohonan izin ekspor pada pertengahan Agustus.
Ekspor wrought germanium Tiongkok mencapai 36,48 metrik ton dalam delapan bulan pertama tahun 2023, naik 58% dari periode tahun sebelumnya. Sementara pengiriman wrought galium turun 58% pada tahun ini menjadi 22,72 ton selama periode Januari hingga Agustus.