CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Covid-19 mengamuk, India kirim tentara untuk membantu rumah sakit yang kewalahan


Selasa, 27 April 2021 / 04:37 WIB
Covid-19 mengamuk, India kirim tentara untuk membantu rumah sakit yang kewalahan
ILUSTRASI. Suasana kremasi massal mereka yang meninggal dunia akibat penyakit virus corona (COVID-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4/2021). REUTERS/Adnan Abidi


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India memerintahkan angkatan bersenjatanya pada hari Senin (26/4/2021) untuk membantu mengatasi infeksi virus corona baru. India juga mendapatkan bantuan dari dunia internasional termasuk Inggris, Jerman dan Amerika Serikat, yang menjanjikan bantuan medis mendesak.

Reuters memberitakan, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Kepala Staf Pertahanan Jenderal Bipin Rawat mengatakan oksigen akan dikirim ke rumah sakit dari cadangan angkatan bersenjata dan pensiunan personel medis militer akan bergabung dengan fasilitas kesehatan Covid-19.

Jika memungkinkan, infrastruktur medis militer akan tersedia untuk warga sipil, kata sebuah pernyataan pemerintah. Langkah ini diambil ketika infeksi virus corona baru mencapai rekor puncak untuk hari kelima.

"Udara, Kereta Api, Jalan & Laut; Langit & bumi sedang digerakkan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh gelombang Covid-19 ini," kata Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan di Twitter seperti yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Kasus harian tembus 350.000, gelombang tsunami virus corona di India makin tinggi

Modi mengatakan, dia telah berbicara dengan Presiden AS Joe Biden tentang krisis tersebut, sekaligus membahas rantai pasokan untuk bahan baku dan obat-obatan vaksin Covid-19. Pada hari Minggu, Biden mengatakan negaranya akan mengirim pasokan medis ke India untuk membantu memerangi pandemi.

Modi telah mendesak semua warga untuk divaksinasi dan berhati-hati di tengah apa yang dia sebut sebagai "badai" infeksi. Sementara, rumah sakit dan dokter di beberapa negara bagian utara memasang pemberitahuan mendesak yang mengatakan mereka tidak dapat mengatasi gelombang virus corona yang masuk.

Baca Juga: Bantu India, Jerman kirim pasokan oksigen dan keperluan medis lain

Di beberapa kota yang paling parah terkena dampak, mayat dibakar di fasilitas darurat yang menawarkan kremasi massal.

Lockdown

Negara bagian selatan Karnataka, rumah bagi kota teknologi Bengaluru, memerintahkan penguncian selama 14 hari mulai Selasa. Wilayah ini bergabung dengan negara bagian industri barat Maharashtra, di mana penguncian berlangsung hingga 1 Mei.

Kebijakan penguncian di India sangat sulit dilakukan mengingat tengah berlangsungnya pemilihan daerah dan ajang festival massal. Dua event ini dapat memicu wabah di tempat lain, karena infeksi meningkat sebesar 352.991 dalam 24 jam terakhir. Alhasil, rumah sakit yang ramai kehabisan pasokan oksigen dan tempat tidur.

"Saat ini rumah sakit di India dalam mode mohon-dan-pinjam dan itu adalah situasi krisis yang ekstrim," kata juru bicara Rumah Sakit Sir Ganga Ram di ibukota, New Delhi seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Virus mutasi India sudah masuk Indonesia, pemerintah tangguhkan visa

Seorang pejabat kota mengatakan kepada Reuters, menyusul kebakaran di rumah sakit di pusat industri berlian barat Surat, lima pasien Covid-19 meninggal setelah dipindahkan ke rumah sakit lain yang kekurangan ruang di unit perawatan intensif mereka.

Saluran televisi NDTV menyiarkan gambar tiga petugas kesehatan di negara bagian Bihar timur sedang menarik tubuh di sepanjang tanah dalam perjalanan ke kremasi, di saat tidak adanya tandu.

Baca Juga: Gelombang Covid-19 hantam India, ini cara membedakan batuk biasa dengan gejala corona

"Jika Anda belum pernah pergi ke kremasi, bau kematian tidak pernah meninggalkan Anda. Hati saya hancur untuk semua teman dan keluarga saya di Delhi dan India yang mengalami neraka ini," kata Vipin Narang, seorang profesor ilmu politik di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat, di Twitter.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, India, dengan populasi 1,3 miliar, memiliki penghitungan resmi 17,31 juta infeksi dengan 195.123 kematian, setelah terjadi 2.812 kematian dalam semalam. Meski demikian, para ahli kesehatan mengatakan angka tersebut mungkin lebih tinggi.

Beberapa kota di India telah memerintahkan jam malam, sementara polisi memberlakukan jarak sosial dan pemakaian masker. Politisi, terutama Modi, telah menghadapi kritik karena mengadakan kampanye pemilihan negara bagian yang menarik ribuan orang ke dalam stadion yang penuh sesak.

Baca Juga: Arab Saudi mengirimkan oksigen ke India untuk mengatasi kekurangan pasokan

Ahli virologi mengatakan lebih banyak ditemukan varian virus yang lebih menular, termasuk yang berasal dari India.

Pemerintah menyuruh orang-orang untuk tetap di dalam rumah dan mengikuti protokol kebersihan.

Negara tetangga India, Bangladesh, menutup perbatasannya selama 14 hari, meskipun perdagangan akan terus berlanjut. 

Selanjutnya: Kasus corona India melonjak, harga minyak turun



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×