Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang ulang tahunnya yang ke-90 pada hari Minggu mendatang, Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama ke-14, akan memberikan pernyataan penting dalam sebuah pertemuan besar selama tiga hari yang melibatkan lebih dari 100 tokoh agama Buddha dari berbagai belahan dunia.
Fokus utama pertemuan ini adalah pembahasan seputar reinkarnasi Dalai Lama—isu sensitif yang berpotensi memicu ketegangan diplomatik dengan China.
Menantikan Petunjuk Reinkarnasi
Dalam ajaran Buddha Tibet, reinkarnasi merupakan bagian penting dalam suksesi kepemimpinan spiritual. Dalai Lama sebelumnya telah menyatakan bahwa ia akan berkonsultasi dengan para biksu senior dan tokoh penting lainnya terkait lokasi kemungkinan kelahiran kembali penerusnya—yang bisa saja seorang anak laki-laki atau perempuan—setelah ia wafat.
“Sepanjang sisa hidup saya, saya akan mendedikasikan diri demi manfaat orang lain, sebanyak dan seluas mungkin,” ujar Dalai Lama dalam sebuah doa bersama para pengikutnya pada Senin lalu.
Baca Juga: Dalai Lama Tegaskan Penerusnya akan Lahir di Luar China
Meski belum mengungkapkan secara rinci kerangka yang akan digunakan untuk pemilihan penerus, beliau menyebut bahwa akan ada semacam sistem atau kerangka yang akan dijadikan dasar dalam keberlanjutan institusi Dalai Lama.
China Bersikeras Pilih Suksesor Sendiri
Beijing, yang menganggap Dalai Lama sebagai separatis sejak ia melarikan diri dari Tibet pada 1959 setelah pemberontakan gagal melawan kekuasaan China, menegaskan bahwa pihaknya memiliki hak untuk memilih penerus Dalai Lama. Pemerintah China bahkan telah menyusun regulasi sendiri terkait reinkarnasi tokoh agama Buddha di Tibet.
Namun, Dalai Lama telah berulang kali menolak klaim tersebut dan menyatakan bahwa suksesor dirinya akan lahir di luar wilayah China. Ia juga mengimbau umat Buddha Tibet untuk menolak siapapun yang ditunjuk oleh Beijing.
“China berupaya mengambil alih institusi ini demi kepentingan politik mereka,” kata Dolma Tsering Teykhang, Wakil Ketua Parlemen Tibet di pengasingan. “Itulah mengapa penting bagi dunia untuk mendengar langsung dari Yang Mulia mengenai reinkarnasi, bukan dari pemerintah yang ingin mendistorsi makna spiritualnya.”
Diskusi Reinkarnasi yang Tak Lazim
Tradisi Buddha biasanya menghindari pembahasan soal reinkarnasi semasa tokoh tersebut masih hidup. Namun menurut Thupten Ngodup, Kepala Orakel Negara Tibet, situasi saat ini berbeda karena adanya campur tangan langsung dari pemerintah China.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Dalai Lama: Penerusnya Bakal Lahir di Luar Tiongkok
China sendiri dalam pernyataan resminya bulan Maret lalu menegaskan bahwa Dalai Lama adalah "pengasingan politik" yang tidak memiliki hak untuk mewakili rakyat Tibet. Beijing bersedia berdialog jika Dalai Lama mengakui bahwa Tibet dan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari China—sesuatu yang ditolak keras oleh pemerintah Tibet di pengasingan.
Konferensi dan Perayaan Ulang Tahun
Konferensi agama Buddha ini merupakan yang pertama sejak tahun 2019 dan akan menampilkan pesan video dari Dalai Lama. Bintang Hollywood Richard Gere, yang dikenal sebagai pengikut setia Buddhisme Tibet, dijadwalkan hadir dalam acara tersebut.
Dalai Lama juga akan hadir dalam doa bersama yang digelar oleh pemerintah Tibet di pengasingan pada 5 Juli, sehari sebelum perayaan ulang tahunnya. Ia dijadwalkan memberikan pidato selama sekitar 30 menit dalam perayaan tersebut. Beberapa pejabat tinggi India, termasuk Menteri Urusan Parlemen Kiren Rijiju, diperkirakan akan turut hadir.
Meski sempat menjalani operasi lutut di Amerika Serikat tahun lalu, Dalai Lama tetap menunjukkan semangat hidup tinggi. Dalam wawancara dengan Reuters pada Desember lalu, ia menyatakan keyakinannya bahwa ia bisa hidup hingga usia 110 tahun.
Baca Juga: China Berharap Dalai Lama 'Kembali ke Jalan yang Benar'
Masa Depan Tibet Pasca Dalai Lama
Sejak tahun 2011, Dalai Lama telah menyerahkan peran politiknya kepada pemerintahan Tibet di pengasingan yang dipilih secara demokratis—mengakhiri tradisi berusia 368 tahun yang menjadikan Dalai Lama sebagai kepala spiritual sekaligus politik.
Gaden Phodrang Foundation, lembaga yang didirikan Dalai Lama pada 2015, diperkirakan akan memegang peran kunci dalam proses pencarian dan pengakuan reinkarnasi Dalai Lama berikutnya.
“Sejak beliau hadir sebagai manusia, kita harus menerima kenyataan bahwa akan ada saat di mana beliau tidak lagi bersama kita,” kata Teykhang. “Namun Yang Mulia telah mempersiapkan kami untuk hari itu, bahkan membuat kami belajar untuk bertindak seakan-akan beliau sudah tidak ada.”