Sumber: Bloomberg, Reuters, AP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KOTA GAZA. Ini dia kabar terbaru dari Kota Gaza. Setelah memasuki hari ke-13 konflik Israel-Palestina, delegasi Israel hari ini bertolak ke Kairo guna mendiskusikan proposal yang diajukan oleh koalisi Prancis-Mesir yang bertujuan untuk mengakhiri operasi militer terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan, pihak Israel sudah menyetujui rencana gencatan senjata yang dibuat oleh dirinya dan Presiden Mesir Hosni Mubarak. Pemerintah Israel memang sudah mengonfirmasi mengenai hal ini. Meski demikian, harus ada pemenuhan sejumlah persyaratan sebelum gencatan senjata dapat terwujud.
“Kami bisa menerima proposal yang diajukan oleh Mesir dan Prancis. Dan saat ini kami tengah berupaya untuk menyukseskan proposal tersebut,” jelas juru bicara Pemerintah Israel Mark Regev.
Malam kemarin, Israel menghentikan serangannya selama tiga jam sehingga memungkinkan para tenaga sukarelawan kemanusiaan masuk ke Gaza untuk memberikan bantuan.
Memang dalam beberapa hari terakhir, serangan artileri udara Israel menyerang sekitar 40 target di Gaza. Hal itu juga termasuk peluncuran roket-roket ke bunker dan tempat-tempat penyimpanan senjata. Pihak Israel mengatakan, serangan tersebut ditujukan untuk mengakhiri serangan roket yang ditembakkan dari kota-kota Selatan di Gaza.
Menurut Muawia Hassanein, chief of emergency medical services di Gaza, setidaknya, sudah 700 orang warga Palestina yang tewas dalam konflik tersebut dan 3.000 orang lain mengalami luka berat dan ringan. Pihak PBB mengatakan, dari jumlah tersebut, lebih dari seperempatnya merupakan warga sipil.
Sementara itu, dari pihak Israel, sekitar enam tentara Israel tewas sejak serbuan darat di gaza pada 3 Januari lalu.
Indeks Israel akhirnya ikut merosot
Kemarin, indeks saham Israel terus mengalami kemerosotan setelah mengalami kenaikan selama tujuh hari belakangan. Indeks acuan TA-25 turun 1% setelah sempat meroket 12% sejak dimulainya serangan di jalur Gaza.
Sementara itu, mengutip laporan Moodys Investor Service yang dirilis kemarin, serangan militer dan krisis kredit global tidak mengancam peringkat kredit (credit rating) Israel yang saat ini berada pada peringkat A1.
“Fokus utama kami untuk credit rating adalah fiskal. Adanya konflik dengan hamas di Gaza dipastikan akan menelan biaya yang tidak sedikit,” jelas Joan Feldbaum Vidra, Moodys analyst untuk Israel.













