CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Di negara ini, sebagian warga anggap vaksin Covid-19 adalah setan


Jumat, 21 Mei 2021 / 06:30 WIB
Di negara ini, sebagian warga anggap vaksin Covid-19 adalah setan
ILUSTRASI. Upaya imunisasi Covid-19 di Bolivia dihantam oleh misinformasi anti-vaksin yang memicu skeptisisme masyarakat. REUTERS/David Mercado


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BOLIVIA. Upaya imunisasi Covid-19 di Bolivia dihantam oleh misinformasi anti-vaksin yang memicu skeptisisme masyarakat. Kondisi itu menyebabkan pusat inokulasi hampir kosong. Ini menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah Bolivia yang menghadapi gelombang infeksi baru.

Reuters memberitakan, petugas kesehatan dan pejabat di Bolivia telah menyuarakan keprihatinan tentang rendahnya partisipasi masyarakat di beberapa lokasi vaksinasi, dengan mengatakan suntikan akan sia-sia. Pemerintah menyalahkan kampanye berita palsu yang menyertakan selebaran yang mengatakan vaksin mengandung "setan".

"Kami membaca beberapa pamflet di El Alto dari kelompok anti-vaksin tentang keberadaan zat dalam vaksin dari Lucifer dan karena itu vaksin itu bersifat setan," kata Maria Rene Castro, wakil menteri epidemiologi kepada Reuters.

"Disinformasi global telah datang ke negara kami dan berdampak pada orang-orang yang menghindari vaksinasi," tambahnya. 

Baca Juga: Ini 5 Presiden dan Perdana Menteri yang meremehkan Covid-19

Bolivia, seperti sebagian besar Amerika Selatan, sedang dihantam oleh gelombang baru infeksi virus corona yang mematikan, dengan kasus harian baru-baru ini mencapai 98% dari puncak negara itu pada Februari. Sejauh ini 340.000 orang telah terinfeksi dan 14.000 telah meninggal dunia. 

Wilayah ini juga berjuang dengan kelangkaan vaksin, meskipun Bolivia mulai melihat lebih banyak dosis vaksin mengalir setelah kesepakatan untuk Sputnik V Rusia, Sinopharm China dan dengan suntikan Institut Serum untuk AstraZeneca India. 

Namun, banyak pusat vaksin di kota-kota besar terus menghadapi tingkat partisipasi yang rendah, di mana lokasi dan antrian vaksinasi tampak kosong.

Baca Juga: Data India menunjukkan infeksi Covid-19 tak terkendali, angka kematian tembus rekor

"Saya tidak ingin divaksinasi, saya tidak ingin mati dan tidak ingin sakit," kata Rogelio Mayta, penduduk El Alto.

Petugas kesehatan Patricia Almanza mengatakan bahwa organisasi di sekitar kampanye vaksin itu buruk, yang tidak membantu mendorong orang untuk datang untuk menerima vaksin mereka.

"Ada tempat di mana vaksin tak digunakan, atau petugas kesehatan akan mencari orang untuk divaksinasi agar sesuatu yang sangat berharga tidak dibuang percuma," jelas Almanza.

Bolivia telah memberikan setidaknya satu suntikan untuk 7% dari populasinya, jauh di belakang Uni Eropa sebesar 32% dan 48% di Amerika Serikat. 

Baca Juga: Seberapa efektif terapi plasma konvalesen? Yuk, simak penjelasannya

Warga Amerika Latin yang lebih kaya telah melakukan perjalanan ke luar negeri, terutama ke Amerika Serikat, untuk mendapatkan vaksinasi. Kondisi ini telah menciptakan jurang pemisah yang mencolok antara yang kaya dan yang miskin. Skeptisisme vaksin berisiko semakin meluas. 

"Bagi saya vaksin Covid-19 tidak kredibel. Saya tidak mempercayai vaksin itu," kata Ismael Blanco di jalan-jalan sempit kota dataran tinggi yang berdebu. 

Selanjutnya: Vaksin Covid-19 Pfizer aman disimpan di kulkas biasa



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×