Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Gedung Putih belum melihat apa pun yang menunjukkan bahwa pemerintah Tiongkok mengetahui transaksi yang terlibat. Akan tetapi, seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, China memiliki tanggung jawab untuk memastikan perusahaan tidak menyediakan bantuan mematikan bagi Rusia untuk digunakan oleh militernya.
Ketika ditanya tentang laporan Reuters, seorang juru bicara NATO Farah Dakhlallah mengatakan melalui email: "Laporan-laporan ini sangat memprihatinkan dan Sekutu sedang berkonsultasi mengenai masalah ini."
"Pemerintah China memiliki tanggung jawab untuk memastikan perusahaannya tidak menyediakan bantuan mematikan bagi Rusia," tambahnya.
Menurutnya, China tidak dapat terus memicu konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua tanpa hal ini memengaruhi kepentingan dan reputasinya.
Kantor Luar Negeri Inggris meminta China untuk berhenti menyediakan dukungan diplomatik dan material bagi upaya perang Rusia.
Baca Juga: Ukraina: 60% Komponen Asing di Persenjataan Rusia Berasal dari China
"Kami sangat prihatin dengan laporan bahwa Rusia memproduksi pesawat nirawak militer di China. Ini menambah bukti sumber terbuka yang semakin banyak bahwa perusahaan China memungkinkan invasi ilegal Rusia ke Ukraina. Pasokan senjata akan menjadi kontradiksi langsung dengan pernyataan Tiongkok bahwa mereka tidak akan menyediakan senjata kepada pihak-pihak terkait dalam konflik," kata seorang juru bicara.
Menurut laporan kepada kementerian pertahanan Rusia dari Kupol, yang dikenai sanksi AS pada Desember 2023, G3 dapat menempuh jarak sekitar 2.000 km (1.200 mil) dengan muatan 50 kg (110 pon).
Sampel G3 dan beberapa model pesawat nirawak lain yang dibuat di China telah dikirim ke Kupol di Rusia untuk pengujian lebih lanjut, lagi-lagi dengan melibatkan para ahli China.
Dokumen tersebut tidak mengidentifikasi spesialis pesawat nirawak China yang terlibat dalam proyek yang diuraikannya, dan Reuters tidak dapat menentukan identitas mereka.
Menurut dua dokumen terpisah yang ditinjau oleh Reuters, Kupol telah menerima pengiriman tujuh drone militer buatan China, termasuk dua G3, di kantor pusatnya di kota Izhevsk, Rusia.
Baca Juga: Angkatan Laut Singapura Menugaskan Dua Kapal Selam Baru Buatan Jerman